Minggu, 30 Maret 2014

Sistem Imun




    

    
    
Nama     : Dicky Fangidae
Nim        : Po. 530333312 1222
Tingkat  : II b
    

 



DEFENISI DAN SEJARAH IMUNOLOGI
DAN SISTEM IMUN

A.DEFINISI
            IMUNOLOGI berasal dari bahasa Latin yang terdiri dari dua kata: Immunis dan Logos. Immunis yang berarti kebal atau bebas, sedangkan logos berarti ilmu.Sehingga Imunologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang sistem kekebalan, pertahanan dan sistem netralisasi benda atau subtansi asing dalam tubuh.
            Sistem ini melindungi tubuh sepanjang waktu dari semua jenis penyerang yang berpotensi menimbulkan penyakit pada tubuh kita.
            Setiap sistem, organ, atau kelompok sel di dalam tubuh mewakili keseluruhan di dalam suatu pembagian kerja yang sempurna. Setiap kegagalan dalam sistem akan menghancurkan tatanan ini. Sistem imun sangat sangat diperlukan bagi tubuh kita.

B. SEJARAH IMUNOLOGI
            Mithridates Eupatoris VI Raja di Pontis 132-63 sebelum Masehi merupakan orang pertama yang dianggap ahli imunologi di dunia. Raja Mithridates Eupatoris VI itu selalu merasakan kegelisahan dalam masa pemerintahannya dikarenakan beliau takut pada musuh  yang akan membunuhnya dengan menggunakan racun. Maka dari itu Raja Mithridates Eupatoris VI mengebalkan dirinya dengan cara mencari segala jenis racun yang ada pada saat itu dan meminumnya sedikit demi sedikit sehingga dirinya kebal terhadap racun tersebut. Maka kemudian usaha pengebalan diri terhadap racun yang dilakukan raja Yunani ini dinamakan mithridatisme.
            Pada abad 18, seorang istri duta besar Inggris di Turki menularkan secara sengaja orang yang sakit atau mengalami penyakit cacar kepada orang yang sehat. Pemberian kekebalan ini disebut dengan variolasi.
            Seorang mahasiswa kedokteran Inggris bernama Edward Jenner menemukan cara yang lebih aman untuk menanggulangi wabah penyakit cacar. Jenner mengamati bahwa di samping virus cacar yang menyerang manusia, terdapat jenis virus cacar lain yang menyerang ternak (kuda atau sapi). Dimana virus cacar sapi ini pun diketahui dapat menular pada manusia namun dengan gejala-gejala yang ringan. Ia pun mengamati bahwa para gadis pemerah susu yang pernah tertular cacar sapi ternyata  lolos dari serangan wabah cacar manusia yang mematikan. Kemudian ia melakukan penelitian dengan menularkan cacar sapi pada sekelompok orang, dan ternyata hipotesisnya teruji kebenarannya.
            Cara pemberian kekebalan yang ditemukan Jenner ini dinamakan vaksinasi. Vaksinasi berasal dari kata vacca  yang berarti sapi. Perbedaan konsep vaksinasi dengan variolasi terletak pada bahan yang sengaja ditularkan pada manusia. Vaksinasi yang dilakukan oleh Jenner menggunakan bahan yang mirip dengan organisme renik penyebab cacar pada manusia.
            Vaksinasi kemudian berkembang lagi dengan ditemukannya bibit penyakit yang telah dilemahkan sebagai bahan pemberi kekebalan terhadap penyakit tersebut. Cara ini ditemukan oleh Louis Pasteur, seorang ahli mikrobiologi, secara tidak sengaja. Pasteur dan kawan-kawannya ingin memperoleh bibit penyakit yang dapat menimbulkan kekebalan namun memiliki risiko yang rendah bagi orang tersebut, yaitu bibit penyakit yang telah dilemahkan.     Para ahli ini meneliti bibit penyakit kolera pada ayam (Pasteurella aviseptica). Suatu ketika Pasteur pergi berlibur meninggalkan bibit penyakit kolera tersebut sehingga menjadi kurang perawatan, namun setelah pulang dari liburan tidak disangka bahwa bibit penyakit yang kurang perawatan tersebut menjadi lemah, karena tidak dapat lagi menimbulkan penyakit kolera pada ayam namun membuat ayam kebal terhadap serangan bibit penyakit yang masih ganas. Maka, vaksinasi yang dilakukan oleh Pasteur inilah yang kemudian berkembang luas hingga saat ini.

C. SISTEM IMUN
            Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

Sistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu sebaga :
1. Pertahanan Tubuh
            Menangkal bahan berbahaya agar tubuh tidak sakit, dan jika sel-sel imun yang bertugas untuk pertahana ini mendapatkan gangguan atau tidak bekerja dengan baik, maka orang akan mudah terkena sakit
2. Keseimbangan atau Fungsi Homeostatik
            Menjaga keseimbangan dari komponen tubuh.
3. Perondaan
            Sebagian dari sel-sel imun memiliki kemampun untuk memantau ke seluruh bagian tubuh. Jika ada sel-sel tubuh yang mengalami mutasi maka sel peronda tersebut akan membinasakannya.

Macam-macam sistem kekebalan tubuh
Sistem kekebalan tubuh manusia dibagi 2, yaitu kekebalan tubuh tidak spesifik dan kekebalan tubuh spesifik.
1. Sistem kekebalan tubuh non spesifik yaitu :
a. Proses pertahanan tubuh non spesifik tahap pertama
            Proses pertahanan tahap pertama ini bisa juga diebut kekebalan tubuh alami. Tubuh memberikan perlawanan atau penghalang bagi masuknya patogen/antigen. Kulit menjadi penghalan bagi masuknya patogen karena lapisan luar kulit mengandung keratin dan sedikit air sehingga pertumbuhan mikroorganisme terhambat. Air mata memberikan perlawanan terhadap senyawa asing dengan cara mencuci dan melarutkan mikroorganisme tersebut. Minyak yang dihasilkan oleh Glandula Sebaceae mempunyai aksi antimikrobial. Mukus atau lendir digunakan untuk memerangkap patogen yang masuk ke dalam hidung atau bronkus dan akan dikeluarkjan oleh paru-paru. Rambut hidung juga memiliki pengaruh karenan bertugas menyaring udara dari partikel-partikel berbahaya. Semua zat cair yang dihasilkan oleh tubuh (air mata, mukus, saliva) mengandung enzimm yang disebut lisozim. Lisozim adalah enzim yang dapat meng-hidrolisis membran dinding sel bakteri atau patogen lainnya sehingga sel kemudian pecah dan mati. Bila patogen berhasil melewati pertahan tahap pertama, maka pertahanan kedua akan aktif.
b. Proses pertahanan tubuh non spesifik tahap ke dua
            Inflamasi merupakan salah satu proses pertahanan non spesifik, dimana jika ada patogen atau antigen yang masuk ke dalam tubuh dan menyerang suatu sel, maka sel yang rusak itu akan melepaskan signal kimiawi yaitu histamin. Signal kimiawi berdampak pada dilatasi(pelebaran) pembuluh darah dan akhirnya pecah. Sel darah putih jenis neutrofil,acidofil dan monosit keluar dari pembuluh darah akibat gerak yang dipicu oleh senyawa kimia(kemokinesis dan kemotaksis). Karena sifatnya fagosit,sel-sel darah putih ini akan langsung memakan sel-sel asing tersebut. Peristiwa ini disebut fagositosis karena memakan benda padat, jika yang dimakan adalah benda cair, maka disebut pinositosis. Makrofag atau monosit bekerja membunuh patogen dengan cara menyelubungi patogen tersebut dengan pseudopodianya dan membunuh patogen dengan bantuan lisosom. Pembunuh dengan bantuan lisosom bisa melalui 2 cara yaitu lisosom menghasilkan senyawa racun bagi si patogen atau lisosom menghasilkan enzim lisosomal yang mencerna bagian tubuh mikroba. Pada bagian tubuh tertentu terdapat makrofag yang tidak berpindah-pindah ke bagian tubuh lain, antara lain : paru-paru(alveolar macrophage), hati (sel-sel Kupffer), ginjal (sel-sel mesangial), otak (sel–sel microgial), jaringan penghubung (histiocyte) dan pada nodus dan spleen. Acidofil/Eosinofil berperan dalam menghadapi parasit-parasit besar. Sel ini akan menempatkan diri pada dinding luar parasit dan melepaskan enzim penghancur dari granul-granul sitoplasma yang dimiliki. Selain leukosit, protein antimikroba juga berperan dalam menghancurkan patogen. Protein antimikroba yang paling penting dalam darah dan jaringan adalah protein dari sistem komplemen yang berperan penting dalam proses pertahan non spesifik dan spesifik serta interferon. Interferon dihasilkan oleh sel-sel yang terinfeksi oleh virus yang berfungsi menghambat produksi virus pada sel-sel tetangga. Bila patogen berhasil melewati seluruh pertahanan non spesifik, maka patogen tersebut akan segera berhadapan dengan pertahanan spesifik yang diperantarai oleh limfosit.
2. Sistem kekebalan tubuh spesifik
a. Imunitas Diperantarai Antibodi
            Respon imun yang diperantarai antibodi, limfosit B berperan dalam proses ini, dimana limfosit B akan melalui 2 proses yaitu respon imun primer dan respon imun sekunder.Jika sel limfosit B bertemu dengan antigen dan cocok, maka limfosit B membelah secara mitosis dan menghasilkan beberapa sel limfosit B. Semua Limfosit B segera melepaskan antibodi yang mereka punya dan merangsang sel Mast untuk menghancurkan antigen atau sel yang sudah terserang antigen untuk mengeluarkan histamin. 1 sel limfosit B dibiarkan tetap hidup untuk menyimpan antibodi yang sama sebelum penyerang terjadi. Limfosit B yang tersisa ini disebut limfosit B memori. Inilah proses respon imun primer. Jika suatu saat, antigen yang sama menyerang kembali, Limfosit B dengan cepat menghasilkan lebih banyak sel Limfosit B dari pada sebelumnya. Semuanya melepaskan antibodi dan merangsang sel Mast mengeluarkan histamin untuk membunuh antigen tersebut. Kemudian, 1 limfosit B dibiarkan hidup untuk menyimpan antibodi yang ada dari sebelumnya. Hal ini menyebabkan kenapa respon imun sekunder jauh lebih cepat daripada respon imun primer.
            Jika suatu individu lama tidak terkena antigen yang sama dengan yang menyerang sebelumnya, maka bias terjadi kemungkinan sakit yang disebabkan oleh antigen yang sama karena limfosit B yang mengingat antigen tersebut sudah mati.
            Limfosit B memori biasanya berumur panjang dan tidak memproduksi antibodi kecuali dikenai antigen spesifik. Jika tidak ada antigen yang sama yang menyerang dalam waktu yang sangat lama, maka Limfosit B bisa saja mati, dan individu yang seharusnya bisa resisten terhadap antigen tersebut bisa sakit lagi jika antigen itu menyerang, maka seluruh proses respon imun harus diulang dari awal.
b. Imunitas Diperantatai oleh Sel
            Untuk respon imun yang diperantarai sel, Limfosit yang berperan penting adalah limfosit T. Jika suatu saat ada patogen yang berhasil masuk dalam tubuh kemudian dimakan oleh suatu sel yang tidak bersalah (biasanya neutrofil), maka patogen itu dicerna dan materialnya ditempel pada permukaan sel yang tidak bersalah tersebut. Materi yang tertempel itu disebut antigen. Respon imun akan dimulai jika kebetulan sel tidak bersalah ini bertemu dengan limfosit T yang sedang berpatroli, yaitu sel tadi mengeluarkan interleukin 1 sehingga limfosit T terangsang untuk mencocokkan antibodi dengan antigennya. Permukaan Limfosit T memiliki antibodi yang hanya cocok pada salah satu antigen saja. Jadi, jika antibodi dan antigennya cocok, Limfosit T ini, yang disebut Limfosit T pembantu mengetahui bahwa sel ini sudah terkena antigen dan mempunyai 2 pilihan untuk menghancurkan sel tersebut dengan patogennya.
            Pertama, Limfosit T pembantu akan lepas dari sel yang diserang dan menghasilkan senyawa baru disebut interleukin 2, yang berfungsi untuk mengaktifkan dan memanggil Limfosit T Sitotoksik. Kemudian, Limfosit T Sitotoksik akan menghasilkan racun yang akan membunuh sel yang terkena penyakit tersebut. Kedua, Limfosit T pembantu bisa saja mengeluarkan senyawa bernama perforin untuk membocorkan sel tersebut sehingga isinya keluar dan mati.















Komponen Sistem Imun
            Komponen-komponen sistem imun spesifik dan non spesifik yang terlibat dalam sistem pertahanan tubuh adalah :
1. Makrofag 
            Meskipun berbagai sel dalam tubuh dapat melakukan fagositosis,sel utama yang berperan pada pertahanan nonspesifik adalah sel mononokluer (monosit dan makrofag) serta sel polimorfonukleaar seperti neutrofil.Fagositosis dini yang efektif pada invasi kuman dapat mencegah timbulnya penyakit. Proses fagositosis menjadi dalam beberapa tingkat sebagai berikut:kemotaksis,menangkap,membunuh dan mencerna
2. Sel NK (Natural Killer)
            Sel NK adalah sel limfosit tanpa ciri-ciri sel limfoid sistem imun spesifik yang ditemukan dalam sirkulasi.Oleh karena itu disebut juga sel non B non T atau sel populasi ke tiga atau null cell. Morfologis,sel NK merupakan limfosit dengan granul besar. sel NK dapat menghancurkan sel yang mengandung virus atau sel neoplasma. Interferon mempercepat pematangan dan meningkatkan efek sitolitik sel NK
3. Sel mast 
            Sel mast berperan dalam reaksi alergi dan juga dalam pertahanan pejamu dan jumlahnya menurun pada sindrom imunodefisiensi. sel mast juga berperan pada imunitas terhadap parasit dalam usus dan terhadap invasi bakteri.
4. Antibodi 
            Antibodi atau imunoglobulin adalah golongan protein yang dibentuk sel plasma (proliferasi sel B) setelah terjadi kontak dengan antigen.


Ada lima jenis Antibodi atau imunoglobulin, yaitu :
-          IgG 
            IgG Merupakan komponen utama (terbanyak) imunoglobulin serum . Kadarnya dalam serum sekitar 13 mg/ml merupakan 75 % dari semua Ig. IgG ditemukan juha dalam berbagai cairan lain antaranya cairan saraf sentral (CSF) dan juga urin.IgG dapat menembus plasenta dan masuk ke janin dan berperan pada imunitas bayi sampai umur 6-9 bulan. IgG dapat mengaktifkan komplemen meningkatkan pertahanan badan melalui opsonisasi dan reaksi inflamasi (peradangan).

-          IgA
            IgA ditemukan dalam jumlah sedikit dalam serum,tetapi kadarnya dalam cairan sekresi saluran napas,saluran cerna,saluran kemih,air mata, keringat,ludah dan kolostrum lebih tinggi sebagai IgA  sekretori. Baik IgA dalam serum maupun dalam sekresi dapat menetralisir toksin atau virus dan atau mencegah kontak antara toksin/virus dengan alat sasaran.

-          IgM
            IgM  merupakan Ig terbesar kebanyakan sel B mengandung IgM pada permukaannya sebagai reseptor antigen. IgM  dibentuk paling dahulu pada respons imun primer tetapi tidak berlangsung lama,karena itu kadar IgM yang tinggi merupakan tanda adanya infeks dini.

-        IgD
            IgD ditemukan dengan kadar yang sangat rendah dalam darah. IgD tidak mengikat komplemen,mempunyai aktivitas antibodi terhadap antigen berbagai makanan dan autoantigen  seperti komponen nukleus. Selanjutnya IgD ditemukan bersama IgM pada permukaan sel B sebagai reseptor antigen pada aktivasi sel B


-                      IgE
            IgE ditemukan dalam serum dalam jumlah yang sangat dikit. IgE mudah diikat mastosit ,basofil,eosinofil,makrofag,dan trombosit yang pada permukaannya memiliki reseptor untuk fraksi Fc dari IgE. IgE dibentuk juga setempat oleh sel plasma dalam selaput lendir saluran napas dan cerna .Kadar IgE serum yang tinggi ditemukan pada alergi,infeksi cacing.

























DAFTAR PUSTAKA

Subowo. Imunobiologi. Edisi 2. 2009. Jakarta: Penerbit Sagung Seto
Kresno SB. Imunologi: Diagnosis dan prosedur laboratorium. Edisi keempat. 2001. Jakarta:          Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
           

Tidak ada komentar: