Minggu, 30 Maret 2014

Sistem Imun




    

    
    
Nama     : Dicky Fangidae
Nim        : Po. 530333312 1222
Tingkat  : II b
    

 



DEFENISI DAN SEJARAH IMUNOLOGI
DAN SISTEM IMUN

A.DEFINISI
            IMUNOLOGI berasal dari bahasa Latin yang terdiri dari dua kata: Immunis dan Logos. Immunis yang berarti kebal atau bebas, sedangkan logos berarti ilmu.Sehingga Imunologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang sistem kekebalan, pertahanan dan sistem netralisasi benda atau subtansi asing dalam tubuh.
            Sistem ini melindungi tubuh sepanjang waktu dari semua jenis penyerang yang berpotensi menimbulkan penyakit pada tubuh kita.
            Setiap sistem, organ, atau kelompok sel di dalam tubuh mewakili keseluruhan di dalam suatu pembagian kerja yang sempurna. Setiap kegagalan dalam sistem akan menghancurkan tatanan ini. Sistem imun sangat sangat diperlukan bagi tubuh kita.

B. SEJARAH IMUNOLOGI
            Mithridates Eupatoris VI Raja di Pontis 132-63 sebelum Masehi merupakan orang pertama yang dianggap ahli imunologi di dunia. Raja Mithridates Eupatoris VI itu selalu merasakan kegelisahan dalam masa pemerintahannya dikarenakan beliau takut pada musuh  yang akan membunuhnya dengan menggunakan racun. Maka dari itu Raja Mithridates Eupatoris VI mengebalkan dirinya dengan cara mencari segala jenis racun yang ada pada saat itu dan meminumnya sedikit demi sedikit sehingga dirinya kebal terhadap racun tersebut. Maka kemudian usaha pengebalan diri terhadap racun yang dilakukan raja Yunani ini dinamakan mithridatisme.
            Pada abad 18, seorang istri duta besar Inggris di Turki menularkan secara sengaja orang yang sakit atau mengalami penyakit cacar kepada orang yang sehat. Pemberian kekebalan ini disebut dengan variolasi.
            Seorang mahasiswa kedokteran Inggris bernama Edward Jenner menemukan cara yang lebih aman untuk menanggulangi wabah penyakit cacar. Jenner mengamati bahwa di samping virus cacar yang menyerang manusia, terdapat jenis virus cacar lain yang menyerang ternak (kuda atau sapi). Dimana virus cacar sapi ini pun diketahui dapat menular pada manusia namun dengan gejala-gejala yang ringan. Ia pun mengamati bahwa para gadis pemerah susu yang pernah tertular cacar sapi ternyata  lolos dari serangan wabah cacar manusia yang mematikan. Kemudian ia melakukan penelitian dengan menularkan cacar sapi pada sekelompok orang, dan ternyata hipotesisnya teruji kebenarannya.
            Cara pemberian kekebalan yang ditemukan Jenner ini dinamakan vaksinasi. Vaksinasi berasal dari kata vacca  yang berarti sapi. Perbedaan konsep vaksinasi dengan variolasi terletak pada bahan yang sengaja ditularkan pada manusia. Vaksinasi yang dilakukan oleh Jenner menggunakan bahan yang mirip dengan organisme renik penyebab cacar pada manusia.
            Vaksinasi kemudian berkembang lagi dengan ditemukannya bibit penyakit yang telah dilemahkan sebagai bahan pemberi kekebalan terhadap penyakit tersebut. Cara ini ditemukan oleh Louis Pasteur, seorang ahli mikrobiologi, secara tidak sengaja. Pasteur dan kawan-kawannya ingin memperoleh bibit penyakit yang dapat menimbulkan kekebalan namun memiliki risiko yang rendah bagi orang tersebut, yaitu bibit penyakit yang telah dilemahkan.     Para ahli ini meneliti bibit penyakit kolera pada ayam (Pasteurella aviseptica). Suatu ketika Pasteur pergi berlibur meninggalkan bibit penyakit kolera tersebut sehingga menjadi kurang perawatan, namun setelah pulang dari liburan tidak disangka bahwa bibit penyakit yang kurang perawatan tersebut menjadi lemah, karena tidak dapat lagi menimbulkan penyakit kolera pada ayam namun membuat ayam kebal terhadap serangan bibit penyakit yang masih ganas. Maka, vaksinasi yang dilakukan oleh Pasteur inilah yang kemudian berkembang luas hingga saat ini.

C. SISTEM IMUN
            Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

Sistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu sebaga :
1. Pertahanan Tubuh
            Menangkal bahan berbahaya agar tubuh tidak sakit, dan jika sel-sel imun yang bertugas untuk pertahana ini mendapatkan gangguan atau tidak bekerja dengan baik, maka orang akan mudah terkena sakit
2. Keseimbangan atau Fungsi Homeostatik
            Menjaga keseimbangan dari komponen tubuh.
3. Perondaan
            Sebagian dari sel-sel imun memiliki kemampun untuk memantau ke seluruh bagian tubuh. Jika ada sel-sel tubuh yang mengalami mutasi maka sel peronda tersebut akan membinasakannya.

Macam-macam sistem kekebalan tubuh
Sistem kekebalan tubuh manusia dibagi 2, yaitu kekebalan tubuh tidak spesifik dan kekebalan tubuh spesifik.
1. Sistem kekebalan tubuh non spesifik yaitu :
a. Proses pertahanan tubuh non spesifik tahap pertama
            Proses pertahanan tahap pertama ini bisa juga diebut kekebalan tubuh alami. Tubuh memberikan perlawanan atau penghalang bagi masuknya patogen/antigen. Kulit menjadi penghalan bagi masuknya patogen karena lapisan luar kulit mengandung keratin dan sedikit air sehingga pertumbuhan mikroorganisme terhambat. Air mata memberikan perlawanan terhadap senyawa asing dengan cara mencuci dan melarutkan mikroorganisme tersebut. Minyak yang dihasilkan oleh Glandula Sebaceae mempunyai aksi antimikrobial. Mukus atau lendir digunakan untuk memerangkap patogen yang masuk ke dalam hidung atau bronkus dan akan dikeluarkjan oleh paru-paru. Rambut hidung juga memiliki pengaruh karenan bertugas menyaring udara dari partikel-partikel berbahaya. Semua zat cair yang dihasilkan oleh tubuh (air mata, mukus, saliva) mengandung enzimm yang disebut lisozim. Lisozim adalah enzim yang dapat meng-hidrolisis membran dinding sel bakteri atau patogen lainnya sehingga sel kemudian pecah dan mati. Bila patogen berhasil melewati pertahan tahap pertama, maka pertahanan kedua akan aktif.
b. Proses pertahanan tubuh non spesifik tahap ke dua
            Inflamasi merupakan salah satu proses pertahanan non spesifik, dimana jika ada patogen atau antigen yang masuk ke dalam tubuh dan menyerang suatu sel, maka sel yang rusak itu akan melepaskan signal kimiawi yaitu histamin. Signal kimiawi berdampak pada dilatasi(pelebaran) pembuluh darah dan akhirnya pecah. Sel darah putih jenis neutrofil,acidofil dan monosit keluar dari pembuluh darah akibat gerak yang dipicu oleh senyawa kimia(kemokinesis dan kemotaksis). Karena sifatnya fagosit,sel-sel darah putih ini akan langsung memakan sel-sel asing tersebut. Peristiwa ini disebut fagositosis karena memakan benda padat, jika yang dimakan adalah benda cair, maka disebut pinositosis. Makrofag atau monosit bekerja membunuh patogen dengan cara menyelubungi patogen tersebut dengan pseudopodianya dan membunuh patogen dengan bantuan lisosom. Pembunuh dengan bantuan lisosom bisa melalui 2 cara yaitu lisosom menghasilkan senyawa racun bagi si patogen atau lisosom menghasilkan enzim lisosomal yang mencerna bagian tubuh mikroba. Pada bagian tubuh tertentu terdapat makrofag yang tidak berpindah-pindah ke bagian tubuh lain, antara lain : paru-paru(alveolar macrophage), hati (sel-sel Kupffer), ginjal (sel-sel mesangial), otak (sel–sel microgial), jaringan penghubung (histiocyte) dan pada nodus dan spleen. Acidofil/Eosinofil berperan dalam menghadapi parasit-parasit besar. Sel ini akan menempatkan diri pada dinding luar parasit dan melepaskan enzim penghancur dari granul-granul sitoplasma yang dimiliki. Selain leukosit, protein antimikroba juga berperan dalam menghancurkan patogen. Protein antimikroba yang paling penting dalam darah dan jaringan adalah protein dari sistem komplemen yang berperan penting dalam proses pertahan non spesifik dan spesifik serta interferon. Interferon dihasilkan oleh sel-sel yang terinfeksi oleh virus yang berfungsi menghambat produksi virus pada sel-sel tetangga. Bila patogen berhasil melewati seluruh pertahanan non spesifik, maka patogen tersebut akan segera berhadapan dengan pertahanan spesifik yang diperantarai oleh limfosit.
2. Sistem kekebalan tubuh spesifik
a. Imunitas Diperantarai Antibodi
            Respon imun yang diperantarai antibodi, limfosit B berperan dalam proses ini, dimana limfosit B akan melalui 2 proses yaitu respon imun primer dan respon imun sekunder.Jika sel limfosit B bertemu dengan antigen dan cocok, maka limfosit B membelah secara mitosis dan menghasilkan beberapa sel limfosit B. Semua Limfosit B segera melepaskan antibodi yang mereka punya dan merangsang sel Mast untuk menghancurkan antigen atau sel yang sudah terserang antigen untuk mengeluarkan histamin. 1 sel limfosit B dibiarkan tetap hidup untuk menyimpan antibodi yang sama sebelum penyerang terjadi. Limfosit B yang tersisa ini disebut limfosit B memori. Inilah proses respon imun primer. Jika suatu saat, antigen yang sama menyerang kembali, Limfosit B dengan cepat menghasilkan lebih banyak sel Limfosit B dari pada sebelumnya. Semuanya melepaskan antibodi dan merangsang sel Mast mengeluarkan histamin untuk membunuh antigen tersebut. Kemudian, 1 limfosit B dibiarkan hidup untuk menyimpan antibodi yang ada dari sebelumnya. Hal ini menyebabkan kenapa respon imun sekunder jauh lebih cepat daripada respon imun primer.
            Jika suatu individu lama tidak terkena antigen yang sama dengan yang menyerang sebelumnya, maka bias terjadi kemungkinan sakit yang disebabkan oleh antigen yang sama karena limfosit B yang mengingat antigen tersebut sudah mati.
            Limfosit B memori biasanya berumur panjang dan tidak memproduksi antibodi kecuali dikenai antigen spesifik. Jika tidak ada antigen yang sama yang menyerang dalam waktu yang sangat lama, maka Limfosit B bisa saja mati, dan individu yang seharusnya bisa resisten terhadap antigen tersebut bisa sakit lagi jika antigen itu menyerang, maka seluruh proses respon imun harus diulang dari awal.
b. Imunitas Diperantatai oleh Sel
            Untuk respon imun yang diperantarai sel, Limfosit yang berperan penting adalah limfosit T. Jika suatu saat ada patogen yang berhasil masuk dalam tubuh kemudian dimakan oleh suatu sel yang tidak bersalah (biasanya neutrofil), maka patogen itu dicerna dan materialnya ditempel pada permukaan sel yang tidak bersalah tersebut. Materi yang tertempel itu disebut antigen. Respon imun akan dimulai jika kebetulan sel tidak bersalah ini bertemu dengan limfosit T yang sedang berpatroli, yaitu sel tadi mengeluarkan interleukin 1 sehingga limfosit T terangsang untuk mencocokkan antibodi dengan antigennya. Permukaan Limfosit T memiliki antibodi yang hanya cocok pada salah satu antigen saja. Jadi, jika antibodi dan antigennya cocok, Limfosit T ini, yang disebut Limfosit T pembantu mengetahui bahwa sel ini sudah terkena antigen dan mempunyai 2 pilihan untuk menghancurkan sel tersebut dengan patogennya.
            Pertama, Limfosit T pembantu akan lepas dari sel yang diserang dan menghasilkan senyawa baru disebut interleukin 2, yang berfungsi untuk mengaktifkan dan memanggil Limfosit T Sitotoksik. Kemudian, Limfosit T Sitotoksik akan menghasilkan racun yang akan membunuh sel yang terkena penyakit tersebut. Kedua, Limfosit T pembantu bisa saja mengeluarkan senyawa bernama perforin untuk membocorkan sel tersebut sehingga isinya keluar dan mati.















Komponen Sistem Imun
            Komponen-komponen sistem imun spesifik dan non spesifik yang terlibat dalam sistem pertahanan tubuh adalah :
1. Makrofag 
            Meskipun berbagai sel dalam tubuh dapat melakukan fagositosis,sel utama yang berperan pada pertahanan nonspesifik adalah sel mononokluer (monosit dan makrofag) serta sel polimorfonukleaar seperti neutrofil.Fagositosis dini yang efektif pada invasi kuman dapat mencegah timbulnya penyakit. Proses fagositosis menjadi dalam beberapa tingkat sebagai berikut:kemotaksis,menangkap,membunuh dan mencerna
2. Sel NK (Natural Killer)
            Sel NK adalah sel limfosit tanpa ciri-ciri sel limfoid sistem imun spesifik yang ditemukan dalam sirkulasi.Oleh karena itu disebut juga sel non B non T atau sel populasi ke tiga atau null cell. Morfologis,sel NK merupakan limfosit dengan granul besar. sel NK dapat menghancurkan sel yang mengandung virus atau sel neoplasma. Interferon mempercepat pematangan dan meningkatkan efek sitolitik sel NK
3. Sel mast 
            Sel mast berperan dalam reaksi alergi dan juga dalam pertahanan pejamu dan jumlahnya menurun pada sindrom imunodefisiensi. sel mast juga berperan pada imunitas terhadap parasit dalam usus dan terhadap invasi bakteri.
4. Antibodi 
            Antibodi atau imunoglobulin adalah golongan protein yang dibentuk sel plasma (proliferasi sel B) setelah terjadi kontak dengan antigen.


Ada lima jenis Antibodi atau imunoglobulin, yaitu :
-          IgG 
            IgG Merupakan komponen utama (terbanyak) imunoglobulin serum . Kadarnya dalam serum sekitar 13 mg/ml merupakan 75 % dari semua Ig. IgG ditemukan juha dalam berbagai cairan lain antaranya cairan saraf sentral (CSF) dan juga urin.IgG dapat menembus plasenta dan masuk ke janin dan berperan pada imunitas bayi sampai umur 6-9 bulan. IgG dapat mengaktifkan komplemen meningkatkan pertahanan badan melalui opsonisasi dan reaksi inflamasi (peradangan).

-          IgA
            IgA ditemukan dalam jumlah sedikit dalam serum,tetapi kadarnya dalam cairan sekresi saluran napas,saluran cerna,saluran kemih,air mata, keringat,ludah dan kolostrum lebih tinggi sebagai IgA  sekretori. Baik IgA dalam serum maupun dalam sekresi dapat menetralisir toksin atau virus dan atau mencegah kontak antara toksin/virus dengan alat sasaran.

-          IgM
            IgM  merupakan Ig terbesar kebanyakan sel B mengandung IgM pada permukaannya sebagai reseptor antigen. IgM  dibentuk paling dahulu pada respons imun primer tetapi tidak berlangsung lama,karena itu kadar IgM yang tinggi merupakan tanda adanya infeks dini.

-        IgD
            IgD ditemukan dengan kadar yang sangat rendah dalam darah. IgD tidak mengikat komplemen,mempunyai aktivitas antibodi terhadap antigen berbagai makanan dan autoantigen  seperti komponen nukleus. Selanjutnya IgD ditemukan bersama IgM pada permukaan sel B sebagai reseptor antigen pada aktivasi sel B


-                      IgE
            IgE ditemukan dalam serum dalam jumlah yang sangat dikit. IgE mudah diikat mastosit ,basofil,eosinofil,makrofag,dan trombosit yang pada permukaannya memiliki reseptor untuk fraksi Fc dari IgE. IgE dibentuk juga setempat oleh sel plasma dalam selaput lendir saluran napas dan cerna .Kadar IgE serum yang tinggi ditemukan pada alergi,infeksi cacing.

























DAFTAR PUSTAKA

Subowo. Imunobiologi. Edisi 2. 2009. Jakarta: Penerbit Sagung Seto
Kresno SB. Imunologi: Diagnosis dan prosedur laboratorium. Edisi keempat. 2001. Jakarta:          Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
           

Pseudomonas





 

TUGAS BAKTERIOLOGI III
BAKTERI PENYEBAB INFEKSI SALURAN KEMIH


2/13/2014
DJ 24



Nama      : Dicky Fangidae
Nim         : Po 530333313 1222
Tingkat   : II b


PSEUDOMONAS
            Pseudomonas berasal dari bahasa yunani yaitu pseudo berarti palsu dan monas berarti satu unit. Pseudomonas sp merupakan bakteri hidrokarbonoklastik yang mampu mendegradasi berbagai jenis hidrokarbon.
 Keberhasilan penggunaan bakteri Pseudomonas dalam upaya bioremediasi lingkungan akibat pencemaran hidrokarbon membutuhkan pemahaman tentang mekanisme interaksi antara bakteri Pseudomonas sp. dengan senyawa hidrokarbon.
Kemampuan bakteri Pseudomonas sp. dalam mendegradasi hidrokarbon dan dalam menghasilkan biosurfaktan menunjukkan bahwa isolat bakteri Pseudomonas sp. berpotensi untuk digunakan dalam upaya bioremediasi lingkungan akibat pencemaran hidrokarbon.
Genus pseudomonas terdiri dari sejumlah kuman batang gram negatif  yang tidak meragi karbohidrat, hidup aerob di tanah dan di air.
Dalam habitat alam tersebar luas dan memegang peranan penting dalam pembusukan zat organik. Bergerak dengan flagel polar, satu atau lebih. Beberapa diantaranya adalah fakultatif khemoliotrof, dapat memakai H2 atau CO sebagai sumber karbon katalase positif.
Ada yang patogen bagi binatang atau tanaman dan ada yang patogen bagi kedua-duanya. Kebanyakan spesies pseudomonas tidak menyebabkan infeksi pada manusia, tetapi kuman ini penting karena bersifat oportunis patogen, dapat menyebabkan infeksi pada individu dengan ketahanan tubuh yang menurun.
Infeksi biasanya gawat, sulit diobati dan biasanya merupakan infeksi nosokomial. Genus pseudomonas mempunyai spesies paling sedikit 10-12 yang penting dalam klinik. Spesies-spesies pseudomonas :
1.      Pseudomonas aeruginosa
2.      Pseudomonas Cepacia
3.      Pseudomonas Maltophilia



A. PSEUDOMONAS AERUGINOSA
            Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen utama bagi manusia. Bakteri ini kadang-kadang mengkoloni pada manusia dan menimbulkan infeksi apabila fungsi pertahanan inang abnormal. Oleh karena itu, P.aeruginosa disebut patogen oportunistik, yaitu memanfaatkan kerusakan pada mekanisme pertahanan inang untuk memulai suatu infeksi. Bakteri ini dapat juga tinggal pada manusia yang normal dan berlaku sebagai saprofit pada usus normal dan pada kulit manusia. Pseudomonas aeruginosa termasuk dalam genus Pseudomonas,  bakteri gram negatif, berbentuk tangkai, polar dan berflagel.

 Klasifikasi Ilmiah

Kingdom         : Bacteria
Phylum            : Proteobacteria
Class                : Gamma Proteobacteria
Order              : Pseudomonadales
Family             : Pseudomonadaceae
Genus              : Pseudomonas
Species            : Pseudomonas aeruginosa

Morfologi
Pseudomonas aeruginosa berbentuk batang dengan ukuran sekitar 0,6 x 2 μm. Bakteri ini terlihat sebagai bakteri tunggal, berpasangan, dan terkadang membentuk rantai yang pendek. Pseudomonas aeruginosa termasuk bakteri gram negatif. Bakteri ini bersifat aerob, katalase positif, oksidase positif, tidak mampu memfermentasi tetapi dapat mengoksidasi glukosa/karbohidrat lain, tidak berspora, tidak mempunyai selubung (sheat) dan mempunyai flagel monotrika (flagel tunggal pada kutub) sehingga selalu bergerak.


Bakteri ini dapat tumbuh di air suling dan akan tumbuh dengan baik dengan adanya unsur N dan C. Suhu optimum untuk pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa adalah 42o C. Pseudomonas aeruginosa mudah tumbuh pada berbagai media pembiakan karena kebutuhan nutrisinya sangat sederhana. Di laboratorium, medium paling sederhana untuk pertumbuhannya digunakan asetat (untuk karbon) dan ammonium sulfat (untuk nitrogen).
Pembiakan dari spesimen klinik biasanya menghasilkan satu atau dua tipe koloni yang halus :
a.  Koloni besar dan halus dengan permukaan rata dan meninggi.
b. Koloni halus dan mukoid sebagai hasil produksi berbahan dari alignat. Tipe ini sering didapat dari sekresi saluran pernafasan dan saluran kemih.
Alignat merupakan suatu eksopolisakarida yang merupakan polimer dari glucoronic acid dan mannuronic acid, berbentuk gel kental disekeliling bakteri. Alignat ini memungkinkan bakteri untuk membentuk biofilm, yaitu kumpulan koloni sel-sel mikroba yang menempel pada suatu permukaan misalnya kateter intravena atau jaringan paru. Alignat dapat melindungi bakteri dari pertahanan tubuh inang, seperti limfosit, fagosit, silia, di saluran pernafasan, antibodi, dan komplemen. Pseudomonas aeruginosa membentuk biofilm untuk membantu kelangsungan hidupnya saat membentuk koloni pada paru-paru manusia.
Terkadang menghasilkan bau yang manis dan menyerupai anggur. Koloni yang dibentuk halus bulat dengan warna fluoresensi yang kehijau-hijauan. Bakteri ini menghasilkan pigmen yang tak berfluoresensi kehijauan (plosianin). Strain Pseudomonas aeruginosa menghasilkan pigmen yang berfluoresensi antara lain:
1.      piooverdin (warna hijau)
2.      piorubin (warna merah gelap)
3.      piomelanin (hitam)




            Pseudomonas aeruginosa yang berasal dari koloni yang berbeda mempunyai aktivitas biokimia, enzimatik dan kepekaan antimikroba yang berbeda.
        Pili (fimbriae) menjulur dari permukaan sel dan membantu pelekatan pada sel epitel inang. Lipopolisakarida yang terdapat  dalam banyak imunotipe merupakan salah satu faktor virulensi dan juga melindungi sel dari pertahanan tubuh inang. Pseudomonas aeruginosa dapat digolongkan berdasarkan imunotipe lipopolisakarida dan kepekaannya terhadap piosin (bakteriosin). Produk ekstraseluler yang dihasilkan berupa enzim-enzim, yaitu elastase protease dan dua hemolisin, fosfolipase C yang tidak tahan panas dan rhamnolipid.
Pseudomonas aeruginosa resisten terhadap konsentrasi tinggi garam dan zat pewarna, antiseptik, dan banyak antibodi yang sering digunakan. Suatu studi intensif menyatakan bakteri ini mempunyai gen untuk resistensi terhadap merkuri, disebut gen mer yang berada dalam plasmid.
Kemampuan Pseudomonas aeruginosa menyerang jaringan bergantung pada reproduksi enzim-enzim dan toksin-toksin, yang merusak barier tubuh dan sel-sel inang. Pseudomonas aeruginosa seperti yang dihasilkan bakteri Gram-negatif lain, misalnya endotoksin menyebabkan gejala sepsis dan syok septik, eksotoksin A menyebabkan nekrosis jaringan, enzim-enzim ekstra seluler bersifat histotoksik dan mempermudah infasi kedalam pembuluh darah.

Siklus Hidup
            Adanya rangsangan dari lingkungan (luar tubuh) akan memicu pengaturan yang memberikan sinyal kepada system penginderaan berupa sinyal mikroba. Kemudian bakteri ini akan membenrtuk sel planktonik yang kemudian membuat formasi biofilm. Pembentukan biofilm dimulai dengan terangkatnya mikroorganisme bebas-mengambang ke permukaan. Koloni pertama menuju ke permukaan secara perlahan (gaya van der Waals yang reversible). Jika koloni tidak segera dipisahkan dari permukaan, mereka dapat membuat diri mereka  lebih permanen dengan menggunakan struktur sel adhesi seperti pili. Koloni pertama memfasilitasi kedatangan sel lain dengan menyediakan situs adhesi lebih beragam dan mulai membangun matriks yang memegang biofilm bersama-sama. Tahap akhir pembentukan biofilm dikenal sebagai pembangunan, dan tahap di mana biofilm didirikan dan hanya dapat berubah dalam bentuk dan ukuran.  Perkembangan biofilm memungkinkan untuk koloni sel agregat (ies) menjadi semakin resisten antibiotik.  Formasi biofilm ini akan mengirimkan sinyal ke sel inang. Setelah proses pembentukkan biofilm, sel inang  mengirimkan sinyal sitokinesis kepada bakteri ini yang kemudian menghasilkan sinyal adanya molekul metabolit sekunder.
Pseudomonas aeruginosa akan keluar dari sumbernya, mengalami penyebaran dan mempunyai gerbang masuk bagi inang yang rentan. Pseudomonas aeruginosa akan keluar dari saluran yang telah diinfeksinya. Apabila menginfeksi pada saluran pernapasan maka akan meninggalkan saluran tersebut dan berpindah pada inang rentan yang lain. Mengingat Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen nosokomial, cara pemindah sebarannya dapat melalui penanganan dan penggunaan alat yang tidak steril. Kemudian akan menginfeksi inang lain yang rentan pada bagian tertentu misalnya saluran kencing. Inang rentan ini biasanya pasien bedah, pasien yang terluka atau luka bakar, pasien yang menjalani pengobatan radiasi, juga pasien dengan peralatan yang menembus tubuh.

Reaksi biokimia
Kuman ini dapat mencairkan gelatin dan tidak membentuk H2S. Indol (-) dan kadang-kadang terjadi false indol (+). Hal ini, terjadi bila dipakai reagensia Erlich dan sebaiknya memakai reagensia dari Kovac. Tidak memecah urea.
Pseudomonas aeruginosa merupakan organisme yang sangat mudah beradaptasi dan dapat memakai 80 gugus organik yang berbeda untuk pertumbuhannya dan amonia sebagai sumber nitrogen.
Dapat tumbuh pada perbenihan yang dipakai untuk isolasi kuman Enterobacteriaceae dan mempunyai kemampuan untuk menolerir keadaan alkalis, jiuga dapat tumbuh pada perbenihan untuk kuman fibrio. Meskipun, pseudomonas merupakan organisme aerob, tetapi ia dapat mempergunakan nitrat dan arginin sebagai aseptor elektron dan tumbuh secara an aerob.
Suhu pertumbuhan optimum ialah 35C tetapi dapat juga tumbuh 42C. Hasil isolasi bahan klinik sering memberikan beta hemolisis pada agar darah.

Pseudomonas aeruginosa adalah satu-satunya spesies yang menghasilkan :
1. piosianin
Suatu pigmen yang larut dalam kloroform. Strain lainnya menghasilkan pigmen fenazin.
2. fluorezen
Suatu pigmen yang larut dalam air. Beberapa strain menghasilkan pigmen darah.

Isolasi Identifikasi
Pseudomonas aeruginosa
1.      Penanaman  pada  media Braint  Hert  Infision  ( BHI )
                Sampel yang telah dihomogenkan, diambil 1 mL dengan pipet voloumesteril,  kemudian  dituang  pada  media  BHI  secara aseptis di inkubasi 37ºCselama 24 jam.2. Pembiakan  pada  media  Mac  Conkey  Agar secara aseptis diinokulasikan  biakan  kuman dar i media  BHI  ke media MacConkey dengan cara diambil 1 ons mata lalu ditanam secara gores kuadran.Diinkubasi 37ºC selama 24 jam. Koloni Pseudomonas aeruginosa dilakukanpurifikasi untuk masing –masing koloni ke media Mac Conkey  diinkubasi 37ºC selama  24 jam.  Koloni Pseudomonas aeruginosa pada  media  ini  koloni berbentuk  bulat, warna transparan,  tepi tidak rata,  konsistensi smooth, diameter 2 –3 mm,  elevasi  cembung  bersifat  non  laktosa ferneter.
2.      Pengecatan Gram
                Koloni  tersangka dari media Mac Conkey 1 dilakukan  pengecatan Gram dengan cara diambil koloni dengan ose mata secara aseptis, Diletakan pada  obyek  glass yang sebelumnya  telah di bersihkan dengan  alkohol 70%,diratakan dan dikeringkan  lalu  difiksasi, genangi cat gentian violet 2 –3 menit, cuci dengan air mengalir, gengangi cap lugol 1 menit, cuci dengan airmengalir, gengangi alkohol absolut 45 detik, cuci dengan air mengalir, genangi safranin 3 –4 menit, cuci dengan  air  mengalir,  keringkan dan dilihat dibawah  mikroskop dengan perbesaran 1000 kali. Pseudomonas aeruginosa berbentuk batang, bersifat gram negatif


3.      Uji Biokimiaa.
                Uji  Produksi  H2S  pada  media  TSIA ( Triple Sugar Iron Agar ) Secara aseptis diinokulasikan  biakan kuman dari media Mac Conkey kemedia TSIA, diambil 1 ons mata ditanam dengan cara digoreskan pada lereng  media dan ditusuk pada  dasar  media, Inkubasikan selama 24 jampada suhu 37ºC. Pseudomonas aeruginosa menghasilkan K/K H2S dangas
4.      Uji Indol
                Secara aseptis diinokulasikan biakan kuman dari media Mac Conkey ke media Trypthopan  borth, inkubasikan 370 C  kemudian  ditambah  3–4 tetes  reagen Kofac's melalui dinding  tabung  reaksi. Hasil  positif  ditandai terbentuknya  cincin  merah. Pseudomonas aeruginosa Pada  uji  indol negative.
5.      Uji MR ( Metyl Red )
            Secara aseptis  diinokulasikan  biakan kuman dari media Mac Conkey kemedia Metyl red, diinkubasikan 37ºC selama 24 jam, kemudian ditambah3 – 4 tetes reagen Metyl Red. Hasil positif berwarna merah. Pseudomonas aeruginosa pada Uji Metyl Red hasil positif
6.      Uji VP ( Voges Proskaeur )
                Secara aseptis diinokulasikan biakan kuman dari media Mac Conkey kemedia Voges Proskaeur Broth, inkubasikan 37ºC selama 24 jam, kemudian tambah3 –4 tetes regen ά naftol 5% dan 3 tetes KOH 40%. Pseudomonas aeruginosa pada uji VP  hasilnya  negatif.e. Uji Citrat, motilitis dan Urea Secara  aseptis diinokulasikan biakan kuman dari media Mac Conke y ke media  Simon Citrat, Senisolit, Urea Agar, dengan cara digores kuadarandan ditusuk  untuk  motilitas, inkubasikan 37ºC selama 24 jam. Pseudomonas aeruginosa uji Citrat dan Motil hasilnya positif sedangkan urea hasilnya negatif.
7.      Uji Fermentasi Gula –gula
                Secara aseptis diinokulasikan  biakan kuman dari media Mac Conkey kemedia gula –gula  seperti glukosa, sukrosa, laktosa, maltosa, dan manitol  inkubasikan pada 37ºC selama 24 jam. Pseudomonas aeruginosa pada uji gula –gula semuahasil negatif
8.      Uji Katalase
                Koloni dari media  Nutrient  Agar dilakukan uji katalase dengan caramengambil koloni tersebut dengan ose mata secara  aseptis, letakan pada obyek  glass yang  sebelumnya dibersihkan dengan alkohol 70%,  ratakan, kemudian  tambah 1 tetes reagen  H2O2 3% . Hasil positif ditandai dengan terbentuknya gelembung -gelembung udara, warna putih. Pseudomonas aeruginosa uji katalase hasilnya positif
9.      Uji Oksidase
            Koloni Pseudomonas aeruginosa dari media Nutrient Agar dilakukan ujioksidase dengan cara mengambil koloni tersebut dengan ose mata secara aseptis, letakan  pada kertas saring yang terletak pada obyek glass kemudian  ditambah 1 tetes 1 –1 Dimethyl  Para-phenil Hidroklorida 1%. Hasil positif dintandai dengan terbentuknya  warna  hitam  pada  koloni dikertas saring. Pseudomonas aeruginosa pada uji oksidase hasil positif.
Epidemiologi
Pseudomonas aeruginosa terdapat di tanah dan air, dan pada beberapa orang merupakan flora normal di kolon (usus besar). Dapat dijumpai pada daerah lembab di kulit dan dapat membentuk koloni pada saluran pernapasan  bagian atas pasien-pasien rumah sakit.
Pseudomonas aeruginosa dapat dijumpai  di banyak tempat di rumah sakit, disinfektan, alat bantu pernapasan, makanan, saluran pembuangan air, dan kain pel merupakan beberapa contoh resevoir. Selain itu, dapat juga lewat hewan (lalat, nyamuk, dsb) yang telah tercemar. Pseudomonas aeruginosa menyebabkan kontaminasi pada perlengkapan anestesi dan terapi pernafasan, cairan intravena, bahkan air hasil proses penyulingan. Suatu penelitian di unit perawatan intensif neonatus menyatakan bahwa Pseudomonas aeruginosa paling sering membentuk koloni di saluran pernapasan dan saluran cerna. Hal ini terutama dijumpai pada bayi prematur oleh karena pH lambung sering tinggi sehingga mendukung pertumbuhan bakteri. Penyebaran terjadi dari pasien ke pasien lewat tangan karyawan rumah sakit, melalui kontak langsung dengan reservoir, atau lewat pencernaan makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Pseudomonas aeruginosa menyebabkan kontaminasi pada perlengkapan anestesi dan terapi pernapasan , cairan intravena, bahkan air hasil proses penyulingan. Endoskopi, termasuk bronkoskopi adalah alat-alat medik yang paling sering dihubungkan dengan berjangkitnya infeksi nosokomial.
Karena merupakan patogen nosokomial maka metode untuk mengendalikan infeksi ini mirip dengan metode untuk patogen nosokomial lainnya.

Patogenesis dan Respon Imun Tubuh
Faktor sifat yang memungkinkan organisme mengatasi pertahanan tubuh normal dan menimbulkan penyakit ialah : pili, yang melekat dan merusak membran basalis sel; polisakarida simpai, yang meningkatkan perlekatan pada jaringan tetapi tidak menekan fagositosis; suatu hemolisin yang memiliki aktivitas fosfolipasa; kolagenasa dan elastasa dan flagel untuk membantu pergerakan.
Sedangkan faktor yang menentukan daya patogen adalah LPS mirip dengan yang ada pada Enterobacteriaceae; eksotoksin A, suatu transferasa ADP-ribosa mirip dengan toksin difteri yang menghentikan sintesis protein dan menyebabkan nekrosis di dalam hati; eksotoksin S yang juga merupakan transferasa ADP-ribosa yang mampu menghambat sintesis protein eukariota.
Produksi enzim-enzim dan toksin-toksin yang merusak barrier tubuh dan sel-sel inang menentukan kemampuan Pseudomonas aeruginosa menyerang jaringan. Endotoksin P. aeruginosa seperti yang dihasilkan bakteri Gram-negatif lain menyebabkan gejala sepsis dan syok  septik. Eksotoksin A menghambat sintesis protein eukariotik dengan cara kerja yang sama dengan cara kerja toksin difteria (walaupun struktur kedua toksin ini tidak sama) yaitu katalisis pemindahan sebagian ADP-ribosil dari NAD kepada EF-2. Hasil dari kompleks ADP-ribosil-EF-2 adalah inaktivasi sintesis protein sehingga mengacaukan fungsi fisiologik sel normal. Enzim-enzim ekstraseluler, seperti elastase dan protease mempunyai efek hidrotoksik dan mempermudah invasi organisme ini ke dalam pembuluh darah.
Antitoksin terhadap eksotoksin A ditemukan dalam beberapa serum manusia, termasuk serum penderita yang telah sembuh dari infeksi yang berat. Psiosianin merusak silia dan sel mukosa pada saluran pernafasan. Lipopolisakarida mempunyai peranan penting sebagai penyebab timbulnya demam, syok, oliguria, leukositosis, dan leukopenia, koagulasi intravaskular diseminata, dan sindroma gagal pernafasan pada orang dewasa. Strain Pseudomonas aeruginosa yang punya sistem sekresi tipe III, secara signifikan lebih virulen dibandingkan dengan yang tidak punya sistem sekresi tersebut. Sistem sekresi tipe III adalah sistem yang dijumpai pada bakteri gram negatif, terdiri dari sekitar 30 protein yang terbentang dari bagian dalam hingga luar membran sel bakteri, berfungsi seperti jarum suntik yang menginjeksi toksin-toksin secara langsung ke dalam sel inang sehingga memungkinkan toksin mencegah netralisasi antibodi.
Pseudomonas aeruginosa menimbulkan berbagai penyakit diantaranya yaitu :
· Infeksi pada luka dan luka bakar menimbulkan nanah hijau kebiruan
· Infeksi saluran kemih.
· Infeksi pada saluran napas mengakibatkan pneumonia yang disertai nekrosis.
· Otitis eksterna ringan pada perenang.
· Infeksi mata.

Gejala Klinik
Gejalanya tergantung bagian tubuh yang terkena, tetapi infeksi ini cenderung berat:
a. Infeksi pada luka atau luka bakar, ditandai dengan nanah biru-hijau dan bau manis seperti anggur. Infeksi ini sering menyebabkan daerah ruam berwarna hitam keunguan dengan diameter sekitar 1 cm, dengan koreng di tengahnya yang dikelilingi daerah kemerahan dan pembengkakan. Ruam ini sering timbul di ketiak dan lipat paha. Hal ini dapat juga dialami oleh penderita kanker.
b. Infeksi saluran kemih, biasanya kronis dan terjadi pada    orang yang sudah tua.
c. Pneumonia, pada fibrosis kistik mungkin terjadi kolonisasi kuman strain yang berlendir pada paru-paru. Infeksi paru-paru pada penderita bila menghirup Pseudomonas aeruginosa dalam jumlah besar pada alat bantu pernafasan yang tercemar. Sering menyebabkan gangguan mental, renjatan septik gram negatif dan sianosis yang semakin berat.
d. Otitis eksterna maligna, suatu infeksi telinga, bisa menyebabkan nyeri telinga hebat dan kerusakan saraf dan sering terjadi pada penderita kencing manis.
e. Infeksi mata, Pseudomonas aeruginosa bisa menyebabkan koreng pada mata, mencemari lensa mata dan cairan lensa.

Pengobatan dan Pencegahan
Pseudomonas aeruginosa meningkat secara klinik karena resisten terhadap berbagai antimikroba dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan tingkat Multi Drug Resistance (MDR) yang tinggi. Definisi dari MDR-PA (Multi Drug Resistance- Pseudomonas aeruginosa) adalah resisten paling tidak terhadap 3-antimikroba yaitu kelas β-laktam, carbapenem, aminoglikosida, dan fluoroquinon. Pseudomonas aeruginosa tidak boleh diobati dengan terapi obat tunggal karena tingkat keberhasilan rendah dan bakteri dengan cepat jadi resisten. Pola kepekaan bakteri ini bervariasi secara geografik. Maka, diperlukan tes kepekaan sebagai pedoman untuk pemilihan terapi antimikroba. Penisillin bekerja aktif terhadap Pseudomonas aeruginosa antara lain: tikarsilin, mezlosilin, dan pipeasilin digunakan dengan dikombinasikan bersama aminoglikosida biasanya gentamisin, tobramisin/ amikasin. Obat lain yang aktif terhadap Pseudomonas aeruginosa antara lain aztreonam; imipinem; kuinolon baru, termasuk siprofloksasin.
Sefalosporin generasi baru, seftazidim dan sefoperakson aktif melawan Pseudomonas aeruginosa. Seftazidim digunakan secara primer pada terapi infeksi Pseudomonas aeruginosa.
Pseudomonas aeruginosa sering kali merupakan flora normal yang melekat pada tubuh kita dan tidak akan menimbulkan penyakit selama pertahanan tubuh normal. Karena itu, upaya pencegahan yang paling baik adalah dengan menjaga daya tahan tubuh agar tetap tinggi. Upaya pencegahan penularan penyakit pada pasien yang dirawat di rumah sakit dilakukan dengan cara kerja steril atau aseptis yang dilakukan oleh setiap personil rumah sakit (medis dan paramedis) dengan penuh rasa tanggung jawab.






B. PSEUDOMONAS CEPACIA
            Pseudomonas cepacia merupakan patogen manusia yang paling sering menyebabkan pneumonia pada immunocompromised individu dengan penyakit paru yang mendasari (seperti cystic fibrosis atau penyakit granulomatosa kronis).
            Dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi Pseudomonas cepacia oportunis, yang menyebabkan infeksi nosokomial termasuk endokarditis, pneumonia, luka, dan infeksi saluran kemih
            Pseudomonas cepacia telah dilaporkan mengalami peningkatan dalam menyebabkan infeksi dan koloniasi pada pasien dirumah sakit. Umumnya bakteri ini dapat bertahan dan berkembangbiak dalam air membentuk resistensi instrinsik terhadap banyak antibiotik dan mampu berkembangbiak dalam kebanyakan desinfektan tradisional. Kemampuan itu membuat bakteri ini menjadi agen penting dalam menyebabkan infeksi nosokomial.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan                        : Bakteri
Filum                 : Proteobacteria
Kelas                  : Beta Proteobacteria
Urutan               : Burkholderiales
Keluarga            : Burkholderiaceae
Genus                : Burkholderia
Spesies               : B. cepacia kompleks
Sinonim             : Pseudomonas cepacia
           
Morfologi
            Organisme ini adalah organisme pleomorfik, dengan ukuran medium yaitu (5,8 µm x 1,1-2,5 µm), Gram-negative bacillus dengan ujung yang membulat, tidak berspora, berflagella, berkas flagella 3-8 polar. Meskipun jarang ditemukan, sel mungkin mempunyai satu atau tidak mempunyai flagell sama sekali, bebrapa sel mungkin mempunyai flagella lateral dengan pergerakan dapat diamati.
Isolasi Identifikasi
            Pseudomonas cepacia adalah organisme aerobik yang tumbuh baik pada media agar dengan suhu 370C dan beberapa dapat tumbuh pada suhu 420C. Beberapa spesies dapat tumbuh pada media deoxycholate agar, dan Shalmonella shigel agar. Sisanya dapat hidup pada media miring TSI agar pada 40C selama beberapa bulan. Meskipun kultur pada media agar menjadi tidak mring setelah 3-4 hari tanpa frekuensi sub cultur.
            Organisme ini tumbuh pada Blood agar pada suhu 35-370C membentuk koloni, diameternya 5-10 mm setelah 8-24 jam, berbentuk bundar, dengan fekuensi butyrous. Organisme ini halus, transparan dan tidak berpigmen.
            Organisme ini memproduksi beberapa macam pigmen, dan banyak juga strain yang tidak memproduksi pigmen. Ada 2 macam pigmen yang diproduksi oleh Pseudomonas cepacia, yaitu violete-pigment yang mana dapat berdifusi kedalam media agar dan dapat dibedakan dengan blush-green pigmen dari P.fluorecens. starin lainnya dapat memproduksi sulfur-kuning,dapat terdifusi, larut dalam air dan kloroform, dan merupakan pigmen non-flourosens. ke-2 pigmen tersebut nerupakan derivat phenazine. Saat pigmen-pigmen ini karakteristiknya mendominasi, pigmen coklat, merah dan ungu juga diproduksi, tergantung dari strain dan komposisi media. Pigmen ungu dan kuning diproduksi oleh Pseudomonas. Media yang mengandung besi sangat berguna khususnya untuk menunjukan pigmen kuning.

Identifikasi Pseudomonas cepacia :
Isolasi plemorfik, batang gram negatif aerob, dengan morfologi koloni yang khas, dan bau yang mirip Pseudomonas aerugenosa.  organisme ini mempunyai sifat oksidatif yang tidak tetap. Pseudomonas cepacia dapat mengoksidasi bebrbagai jenis karbohidrat tapi tidak memfermentasinya. Bakteri ini sering kali menghidrolisis lemak, ONPG, dan gelatine. Bakteri ini juga biasanya Indol negatif, hydrogen sulfide negative, dan V-P negative.
Tabel Identifikasi dari Pseudomonas cepacia
Character
Sign
% positive
3 atau lebih flageella pada ujungnya
+
99
OF glucose medium, acid
+
100
OF lactose medium, acid
+
98
Motility
+
99
OF maltose medium, acid

96
Nitrate to gas
-
0
L-Lysin decarboxilase
+
90
L-Arginin dihydrolase
-
0

Patogenitas
            Pseudomonas cepacia umumnya merupakan bakteri patogen opportunistik, tetapi dapat menyebabkan penyakit dan bersifat menahun, patogen nosokomial yang terlibat dalam sebagian besar penyakit epidermik di rumah sakit dan infeksi sporadik. Sifat ini terkait dengan kemampuannya dalm membentuk koloni pada alat-alat pharmaceutical dan larutan desinfektan dan penyakit epidemic yang menular melalui produk-produk yang terkontaminasi ini. Kecuali terkait penyakit infeksi, Pseudomonas cepacia umumnya berkoloni dan menginfeksi pasien dengan penyakit dasar yang parah, yang biasanya merupakan gabungan dari prosedur invasive dan bersamaan dengan terapi antibiotik.
Antibiotik resistence
            Pseudomonas cepacia telah resisten terhadap kebanyakan antibiotik. umum yang digunakan dalam mengobati infeksi akibat bakteri gram negatif basil.  Bakteri yang disolasi dari infeksi nosokomial dan lainya menunjukkan derajat resistensi yang umum. Tingkat resistensi yang tinggi terhadap antibiotik umum diantara 64 bakteri yang diisolasi ditunjukkan menggunakan mentode kirby-bauer pada tabel berikut :

S
I
R
Cephalothin
4.7
0
95.3
Penicilin
0
0
100.0
Ampicilin
0
3.1
96.9
Streptomicin
7.8
4.7
87.5
Tetracycline
18.8
1.5
49.7
Chlomromphenicol
25.0
7.8
67.2
Karamycin
12.5
7.8
79.3
Polymixin B
29.7
3.1
67.3
Colistin
17.2
3.1
79.7
Gentamicin
26.6
0
73.4
Neomycin
9.4
9.3
81.3
Carbenicillin
37.5
10.9
51.6





C. PSEUDOMONAS MALTHOPHILIA
            Organisme Pseudomonas malthophilia adalah organisme yang hidup bebas dan tersebar secara meluas. organisme ini dapat diisolasi dari berbagai jenis hewan, tumbuhan dan tubuh manusia  yang biasanya terkontaminasi. Organisme ini secara terus menerus dibiakkan sebagai flora normal pada pasien. Tetapi terkadang dapat menyebakan infeksi aportunistik, bakteremia, atau septicemia, endokarditis, pneumonia, cholangitis, konduktivity, mastoiditis, meningitis, infeksi luka dan ISK .
            Pseudomonas malthophilia dalam pandangan klinis adalah organisme yang sangat resisten terhadap kebanyakan anti mikrobial yang tersedia, termasuk anti mikrobial yang aktif melawan p.aeroginosa. Antibiotik yang berspektrum luas biasanya digunakan untuk mengatasi resistensi bakteri tersebut.
            Pseudomonas malthophilia dipindahkan  ke genus Xanthomonas dengan spesiesnya Xmalthophilia rekomendasi ini dibuat sebagai hasil dari pemecahan hibridasi DNA-rNA,  perbandingan guanin + sitosin , atau DNA homolok dan bersamaan dengan enzim seluler, asam lemak. Dari semua indikasi yang ditunjukan oleh p.maltophilia  hubungannya lebih jauh lagi terhadap genus Xanthomonas dari pada genus Pseudomonas.

Morfologi
            Pseudomonas malthophilia adalah organisme aerob, merupakan basil gram negatif, dan memiliki flagel. Bakteri ini ditemukan di berbagai lingkungan yang berair seperti sekresi saluran napas, urine, cairan intravena, dan cairan irigasi dan merupakan patogen yang jarang pada manusia. Sumber bakteri ini mencakup :
Personnel
-          Tangan
-          Sabun antisepti
-          Hand lotion
Peralatan dan/atau cairan saluran napas
-          Nebulizer ultrasonik
-          Obat-obat inhalasi
-          Respiratory tubing condensate 
Saluran dan/atau cairan intravena
-          Larutan intravena
-          Central venous catheters
 Pressure monitoring devices - pressure transducer fluids
Urine and fluids
-          Indwelling Foley catheters
-          Urometer
-          Cairan irigasi

Epidemiologi
            Bakteri ini bersifat aerobik, non-fermentatif, Memiliki virulensi yang rendah dan sering kali berkolonisasi pada cairan yang digunakan di lingkungan rumah sakit (cairan irigasi, cairan intravena) dan sekresi pasien (sekresi saluran napas, urine, eksudat luka). Biasanya harus melalui pertahanan host yang normal untuk menyebabkan infeksi pada manusia.
            Karena infeksi Pseudomonas malthophilia sangat jarang, tidak ada riwayat spesifik dari pasien yang menunjukkan tanda dari adanya bakteri ini selain adanya kontak dengan individu lain yang sudah terkolonisasi. Riwayat kontak dengan cairan rumah sakit yang berpotensi mengandung koloni bakteri ini penting secara epidemiologis dibanding secara klinis. Kultur cairan tubuh dan identifikasi mengonfirmasi adanya bakteri ini. Biasanya, adanya bakteri ini menunjukkan adanya kolonisasi. Peran patogeniknya perlu dievaluasi oleh spesialis penyakit menular. (Ditemukannya bakteri ini tidak selalu menunjukkan adanya infeksi akibat bakteri ini) Karena Pseudomonas malthophilia terutama merupakan penghuni koloni (colonizer), terapi antibiotik tidak diperlukan dan dapat berpotensi merugikan dan pada prinsipnya, kolonisasi tidak perlu diterapi dengan antimikroba.
Isolasi Identifikasi
            Pseudomonas malthophilia pada media agar darah koloninya berwarna hijau atau lavender dan disertai dengan bau amoniak. Pigmen berwarna coklat kekuningan dan larut dalam air dan tidak dapat terdifusi ke dalam media tersebut. Kebanyakan medium selektif untuk gram negatif dalam laboratorium klinik digunakan untuk mendukung pertumbuhan Pseudomonas malthophilia, dimana menhasilkan koloni tipis yang tidak memfermentasikan laktosa setelah 24 jam inkubasi.
            Pseudomonas malthophilia mengoksidasi glukosa dan maltosa, tetapi reaksinya lebih banyak untuk maltosa. Oksidasi atau fermentasi  medium yang pada dasarnya  mengandung dextrosa dan diinokulasi  tidak memungkinkan pertumbuhannya dapat dilihat dalam waktu satu hari. Namun, kebanyakan strain maltophilia  menghasilkan reaksi positif o-nitrophenil-B-galaktosidase ( ONPG) Seperti reaksi positif  untuk  klysine dekarboksilase, eskulin, hidrolisis, DNAse dan galatinase.,  hasil uji dengan fenol merah hasilnya negatif., p maltophilia menghasilkan berbagai macam enzim termasuk lipase, esterases, amucinase, hyaluronidase dan RNAse.
Manifestasi klinik
            Penyembuhan dari Pseudomonas malthophilia dari  darah atau cairan tubuh biasanya mengindikasikan adanya kolonisasi/infeksi.




Antibiotik resistence
            Pseudomonas malthophilia sebagai pseudomonad non-aeruginosa, biasanya resisten terhadap aminoglikosida, penisilin antipseudomonal, dan sefalosporin generasi tiga antipseudomonal. Tigesiklin dapat menolong, tetapi investigasi klinis diperlukan.
            Pseudomonas malthophilia secara konsisten rentan terhadap kombinasi trimethoprim-sulfamethoxazole (Kotrimoksazole/TMP-SMZ). Bila obat ini tidak dapat digunakan, organisme ini biasanya sensitif terhadap meropenem, minocycline, respiratory quinolones, atau colistin/polymyxin B.













KARAKTERISTIK UMUM DARI BAKTERI PSEUDOMONAS
Karakteristik udari Pseudomonas

P. maltophilia
p. cepacia
p. aeruginosa
1.                   1.   Motility
+
+
+
 2.  Cytochrome oxsidase
-
+
+
3.  OMPG
+
+/-
-
4. Arginine ditrodihydrolase
-
-
+
5. Lisyn decarboxilase
+
+
-
6. Ornitine decarboxilase
-
+/-
-
7. Urease production
-
-/+
+/-
8. Esculin hidrolisis
+
+/-
-
9. Gelatinase production
+
+/-
+/-
10. Acid produced from :
Maltosa
Sukrosa
Laktosa
Xylose
Rhamnose



+
+
+/-
+
+/-
-
+/-
+
-
+/-
+
+/-
-
-
-/+
DNAse
+
-
-/+
Hemolysis
-
-
+/-
                +             =  90% positif
             =  90% negatif
                +/-          =  biasanya positif
                -/+          =  biasanya negatif
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Pseudomonas, http://en.wikipedia.org/wiki
Dwidjoseputro,D. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan
Jawetz, Melnick, & Adelberg.Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23.  Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta : 2004