TUGAS BAKTERIOLOGI III
BAKTERI PENYEBAB INFEKSI SALURAN KEMIH
2/13/2014
DJ 24
Nama :
Dicky Fangidae
Nim : Po 530333313 1222
Tingkat :
II b
PSEUDOMONAS
Pseudomonas
berasal dari bahasa yunani yaitu pseudo
berarti palsu dan monas berarti satu
unit. Pseudomonas sp merupakan bakteri hidrokarbonoklastik yang mampu mendegradasi berbagai jenis hidrokarbon.
Keberhasilan penggunaan bakteri Pseudomonas dalam upaya bioremediasi
lingkungan akibat pencemaran hidrokarbon membutuhkan pemahaman tentang mekanisme interaksi antara bakteri Pseudomonas
sp. dengan senyawa hidrokarbon.
Kemampuan bakteri Pseudomonas sp. dalam mendegradasi hidrokarbon dan
dalam menghasilkan biosurfaktan menunjukkan bahwa
isolat bakteri Pseudomonas sp. berpotensi untuk digunakan dalam upaya
bioremediasi lingkungan akibat pencemaran hidrokarbon.
Genus pseudomonas terdiri dari sejumlah kuman batang gram negatif
yang tidak meragi karbohidrat, hidup aerob di tanah dan di air.
Dalam habitat alam tersebar luas dan memegang peranan penting dalam
pembusukan zat organik. Bergerak dengan flagel polar, satu atau lebih. Beberapa
diantaranya adalah fakultatif khemoliotrof, dapat memakai H2 atau CO sebagai
sumber karbon katalase positif.
Ada yang patogen bagi binatang atau tanaman dan ada yang patogen bagi
kedua-duanya. Kebanyakan spesies pseudomonas tidak menyebabkan infeksi pada
manusia, tetapi kuman ini penting karena bersifat oportunis patogen, dapat
menyebabkan infeksi pada individu dengan ketahanan tubuh yang menurun.
Infeksi biasanya gawat, sulit diobati dan biasanya merupakan infeksi
nosokomial. Genus pseudomonas mempunyai spesies paling sedikit 10-12 yang
penting dalam klinik. Spesies-spesies pseudomonas
:
1.
Pseudomonas aeruginosa
2.
Pseudomonas Cepacia
3.
Pseudomonas Maltophilia
A. PSEUDOMONAS
AERUGINOSA
Pseudomonas
aeruginosa merupakan patogen utama bagi manusia. Bakteri ini
kadang-kadang mengkoloni pada manusia dan menimbulkan infeksi apabila fungsi
pertahanan inang abnormal. Oleh karena itu, P.aeruginosa disebut patogen
oportunistik, yaitu memanfaatkan kerusakan pada mekanisme pertahanan inang
untuk memulai suatu infeksi. Bakteri ini dapat juga tinggal pada manusia yang
normal dan berlaku sebagai saprofit pada usus normal dan pada kulit manusia. Pseudomonas
aeruginosa termasuk dalam genus Pseudomonas, bakteri
gram negatif, berbentuk tangkai, polar dan berflagel.
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom :
Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma Proteobacteria
Order : Pseudomonadales
Family : Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas
Species :
Pseudomonas aeruginosa
Morfologi
Pseudomonas aeruginosa berbentuk batang dengan ukuran sekitar 0,6 x 2 μm. Bakteri ini terlihat
sebagai bakteri tunggal, berpasangan, dan terkadang membentuk rantai yang
pendek. Pseudomonas aeruginosa termasuk bakteri gram negatif. Bakteri ini
bersifat aerob, katalase positif, oksidase positif, tidak mampu memfermentasi
tetapi dapat mengoksidasi glukosa/karbohidrat lain, tidak berspora, tidak
mempunyai selubung (sheat) dan mempunyai flagel monotrika (flagel tunggal pada
kutub) sehingga selalu bergerak.
Bakteri ini dapat tumbuh
di air suling dan akan tumbuh dengan baik dengan adanya unsur N dan C. Suhu
optimum untuk pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa adalah 42o C. Pseudomonas aeruginosa mudah tumbuh pada berbagai media pembiakan karena kebutuhan nutrisinya
sangat sederhana. Di laboratorium, medium paling sederhana untuk pertumbuhannya
digunakan asetat (untuk karbon) dan ammonium sulfat (untuk nitrogen).
Pembiakan dari spesimen klinik biasanya menghasilkan
satu atau dua tipe koloni yang halus :
a. Koloni besar
dan halus dengan permukaan rata dan meninggi.
b. Koloni halus dan mukoid sebagai
hasil produksi berbahan dari alignat. Tipe ini sering didapat dari sekresi
saluran pernafasan dan saluran kemih.
Alignat merupakan suatu eksopolisakarida yang merupakan polimer dari
glucoronic acid dan mannuronic acid, berbentuk gel kental disekeliling bakteri.
Alignat ini memungkinkan bakteri untuk membentuk biofilm, yaitu kumpulan koloni
sel-sel mikroba yang menempel pada suatu permukaan misalnya kateter intravena atau
jaringan paru. Alignat dapat melindungi bakteri dari pertahanan tubuh inang,
seperti limfosit, fagosit, silia, di saluran pernafasan, antibodi, dan
komplemen. Pseudomonas aeruginosa membentuk biofilm untuk membantu
kelangsungan hidupnya saat membentuk koloni pada paru-paru manusia.
Terkadang menghasilkan bau yang manis dan menyerupai
anggur. Koloni yang dibentuk halus bulat dengan warna fluoresensi yang
kehijau-hijauan. Bakteri ini menghasilkan pigmen yang tak berfluoresensi
kehijauan (plosianin). Strain Pseudomonas aeruginosa menghasilkan pigmen yang berfluoresensi antara lain:
1.
piooverdin (warna hijau)
2.
piorubin (warna merah gelap)
3.
piomelanin (hitam)
Pseudomonas
aeruginosa yang berasal dari koloni yang berbeda
mempunyai aktivitas biokimia, enzimatik dan kepekaan antimikroba yang berbeda.
Pili
(fimbriae) menjulur dari permukaan sel dan membantu pelekatan pada sel epitel
inang. Lipopolisakarida yang terdapat dalam banyak imunotipe merupakan
salah satu faktor virulensi dan juga melindungi sel dari pertahanan tubuh
inang. Pseudomonas aeruginosa dapat digolongkan
berdasarkan imunotipe lipopolisakarida dan kepekaannya terhadap piosin
(bakteriosin). Produk ekstraseluler yang dihasilkan berupa enzim-enzim, yaitu
elastase protease dan dua hemolisin, fosfolipase C yang tidak tahan panas dan
rhamnolipid.
Pseudomonas aeruginosa resisten terhadap konsentrasi tinggi garam
dan zat pewarna, antiseptik, dan banyak antibodi yang sering digunakan. Suatu
studi intensif menyatakan bakteri ini mempunyai gen untuk resistensi terhadap
merkuri, disebut gen mer yang berada dalam plasmid.
Kemampuan Pseudomonas aeruginosa menyerang jaringan bergantung pada reproduksi enzim-enzim dan
toksin-toksin, yang merusak barier tubuh dan sel-sel inang. Pseudomonas
aeruginosa seperti yang
dihasilkan bakteri Gram-negatif lain, misalnya endotoksin menyebabkan gejala
sepsis dan syok septik, eksotoksin A menyebabkan nekrosis jaringan, enzim-enzim
ekstra seluler bersifat histotoksik dan mempermudah infasi kedalam pembuluh
darah.
Siklus Hidup
Adanya
rangsangan dari lingkungan (luar tubuh) akan memicu pengaturan yang memberikan
sinyal kepada system penginderaan berupa sinyal mikroba. Kemudian bakteri ini
akan membenrtuk sel planktonik yang kemudian membuat formasi biofilm.
Pembentukan biofilm dimulai dengan terangkatnya mikroorganisme bebas-mengambang
ke permukaan. Koloni pertama menuju ke permukaan secara perlahan (gaya van der
Waals yang reversible). Jika koloni tidak segera dipisahkan dari permukaan,
mereka dapat membuat diri mereka lebih permanen dengan menggunakan
struktur sel adhesi seperti pili. Koloni pertama memfasilitasi kedatangan sel
lain dengan menyediakan situs adhesi lebih beragam dan mulai membangun matriks
yang memegang biofilm bersama-sama. Tahap akhir pembentukan biofilm dikenal
sebagai pembangunan, dan tahap di mana biofilm didirikan dan hanya dapat
berubah dalam bentuk dan ukuran. Perkembangan biofilm memungkinkan untuk
koloni sel agregat (ies) menjadi semakin resisten antibiotik. Formasi
biofilm ini akan mengirimkan sinyal ke sel inang. Setelah proses pembentukkan
biofilm, sel inang mengirimkan sinyal sitokinesis kepada bakteri ini yang
kemudian menghasilkan sinyal adanya molekul metabolit sekunder.
Pseudomonas aeruginosa akan keluar dari sumbernya, mengalami penyebaran dan mempunyai gerbang
masuk bagi inang yang rentan. Pseudomonas aeruginosa akan keluar dari
saluran yang telah diinfeksinya. Apabila menginfeksi pada saluran pernapasan
maka akan meninggalkan saluran tersebut dan berpindah pada inang rentan yang
lain. Mengingat Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen nosokomial,
cara pemindah sebarannya dapat melalui penanganan dan penggunaan alat yang
tidak steril. Kemudian akan menginfeksi inang lain yang rentan pada bagian
tertentu misalnya saluran kencing. Inang rentan ini biasanya pasien bedah,
pasien yang terluka atau luka bakar, pasien yang menjalani pengobatan radiasi,
juga pasien dengan peralatan yang menembus tubuh.
Reaksi biokimia
Kuman ini
dapat mencairkan gelatin dan tidak membentuk H2S. Indol (-) dan kadang-kadang
terjadi false indol (+). Hal ini, terjadi bila dipakai reagensia Erlich dan
sebaiknya memakai reagensia dari Kovac. Tidak memecah urea.
Pseudomonas aeruginosa merupakan organisme yang sangat mudah beradaptasi dan dapat memakai 80 gugus organik yang berbeda untuk pertumbuhannya dan amonia sebagai sumber nitrogen.
Pseudomonas aeruginosa merupakan organisme yang sangat mudah beradaptasi dan dapat memakai 80 gugus organik yang berbeda untuk pertumbuhannya dan amonia sebagai sumber nitrogen.
Dapat tumbuh pada perbenihan yang dipakai untuk
isolasi kuman Enterobacteriaceae dan mempunyai kemampuan untuk menolerir
keadaan alkalis, jiuga dapat tumbuh pada perbenihan untuk kuman fibrio.
Meskipun, pseudomonas merupakan organisme aerob, tetapi ia dapat mempergunakan
nitrat dan arginin sebagai aseptor elektron dan tumbuh secara an aerob.
Suhu pertumbuhan optimum ialah 35⁰C tetapi dapat juga
tumbuh 42⁰C. Hasil isolasi bahan klinik sering memberikan beta hemolisis pada agar
darah.
Pseudomonas aeruginosa adalah satu-satunya spesies yang
menghasilkan :
1. piosianin
Suatu pigmen yang larut dalam kloroform. Strain lainnya menghasilkan pigmen
fenazin.
2. fluorezen
Suatu pigmen yang larut dalam air. Beberapa strain menghasilkan pigmen
darah.
Isolasi
Identifikasi
Pseudomonas aeruginosa
1. Penanaman pada media Braint Hert
Infision ( BHI )
Sampel yang telah dihomogenkan,
diambil 1 mL dengan pipet voloumesteril, kemudian dituang
pada media BHI secara aseptis di inkubasi 37ºCselama 24
jam.2. Pembiakan pada media Mac Conkey Agar
secara aseptis diinokulasikan biakan kuman dar i media BHI
ke media MacConkey dengan cara diambil 1 ons mata lalu ditanam secara gores
kuadran.Diinkubasi 37ºC selama 24 jam. Koloni Pseudomonas
aeruginosa dilakukanpurifikasi
untuk masing –masing koloni ke
media Mac Conkey diinkubasi 37ºC selama 24 jam. Koloni Pseudomonas
aeruginosa pada
media ini koloni berbentuk bulat, warna transparan,
tepi tidak rata, konsistensi smooth, diameter 2 –3 mm, elevasi cembung
bersifat non laktosa ferneter.
2. Pengecatan Gram
Koloni tersangka dari
media Mac Conkey 1 dilakukan pengecatan Gram dengan cara diambil koloni
dengan ose mata secara aseptis, Diletakan pada obyek glass yang
sebelumnya telah di bersihkan dengan alkohol 70%,diratakan dan
dikeringkan lalu difiksasi, genangi cat gentian violet 2 –3
menit, cuci dengan air mengalir, gengangi
cap lugol 1 menit, cuci dengan airmengalir, gengangi alkohol absolut 45 detik,
cuci dengan air mengalir, genangi safranin 3 –4 menit, cuci dengan air
mengalir, keringkan dan dilihat dibawah mikroskop dengan perbesaran
1000 kali. Pseudomonas aeruginosa berbentuk batang, bersifat gram negatif
3. Uji
Biokimiaa.
Uji Produksi
H2S pada media TSIA ( Triple Sugar Iron Agar ) Secara aseptis
diinokulasikan biakan kuman dari media Mac Conkey kemedia TSIA, diambil 1
ons mata ditanam dengan cara digoreskan pada lereng media dan ditusuk
pada dasar media, Inkubasikan selama 24 jampada suhu 37ºC. Pseudomonas
aeruginosa menghasilkan K/K
H2S dangas
4. Uji Indol
Secara aseptis diinokulasikan
biakan kuman dari media Mac Conkey ke media Trypthopan borth, inkubasikan
370 C kemudian ditambah 3–4 tetes reagen Kofac's melalui dinding
tabung reaksi. Hasil positif ditandai terbentuknya
cincin merah. Pseudomonas aeruginosa Pada uji indol negative.
5. Uji
MR ( Metyl Red )
Secara aseptis diinokulasikan biakan
kuman dari media Mac Conkey kemedia Metyl red, diinkubasikan 37ºC selama 24
jam, kemudian ditambah3 – 4
tetes reagen Metyl Red. Hasil positif berwarna merah. Pseudomonas
aeruginosa pada Uji Metyl Red hasil positif
6. Uji VP ( Voges Proskaeur )
Secara aseptis
diinokulasikan biakan kuman dari media Mac Conkey kemedia Voges Proskaeur
Broth, inkubasikan 37ºC selama 24 jam, kemudian tambah3 –4 tetes regen ά naftol 5% dan 3 tetes KOH 40%.
Pseudomonas
aeruginosa pada uji VP
hasilnya negatif.e. Uji Citrat, motilitis dan Urea Secara aseptis
diinokulasikan biakan kuman dari media Mac Conke y ke media Simon Citrat,
Senisolit, Urea Agar, dengan cara digores kuadarandan ditusuk untuk
motilitas, inkubasikan 37ºC selama 24 jam. Pseudomonas aeruginosa uji Citrat dan Motil hasilnya positif sedangkan urea
hasilnya negatif.
7. Uji Fermentasi Gula –gula
Secara aseptis
diinokulasikan biakan kuman dari media Mac Conkey kemedia gula –gula seperti glukosa, sukrosa, laktosa,
maltosa, dan manitol inkubasikan pada 37ºC selama 24 jam. Pseudomonas
aeruginosa pada uji gula –gula semuahasil negatif
8. Uji Katalase
Koloni dari
media Nutrient Agar dilakukan uji katalase dengan caramengambil
koloni tersebut dengan ose mata secara aseptis, letakan pada obyek
glass yang sebelumnya dibersihkan dengan alkohol 70%, ratakan,
kemudian tambah 1 tetes reagen H2O2 3% . Hasil positif ditandai
dengan terbentuknya gelembung -gelembung udara, warna putih. Pseudomonas aeruginosa uji katalase hasilnya positif
9. Uji Oksidase
Koloni
Pseudomonas
aeruginosa dari media
Nutrient Agar dilakukan ujioksidase dengan cara mengambil koloni tersebut
dengan ose mata secara aseptis, letakan pada kertas saring yang terletak
pada obyek glass kemudian ditambah 1 tetes 1 –1 Dimethyl Para-phenil Hidroklorida 1%. Hasil
positif dintandai dengan terbentuknya warna hitam pada
koloni dikertas saring. Pseudomonas aeruginosa pada uji oksidase hasil positif.
Epidemiologi
Pseudomonas aeruginosa terdapat di tanah dan air, dan pada
beberapa orang merupakan flora normal di kolon (usus besar). Dapat dijumpai
pada daerah lembab di kulit dan dapat membentuk koloni pada saluran
pernapasan bagian atas pasien-pasien rumah sakit.
Pseudomonas aeruginosa dapat dijumpai di banyak tempat di
rumah sakit, disinfektan, alat bantu pernapasan, makanan, saluran pembuangan
air, dan kain pel merupakan beberapa contoh resevoir. Selain itu, dapat juga
lewat hewan (lalat, nyamuk, dsb) yang telah tercemar. Pseudomonas aeruginosa
menyebabkan kontaminasi pada perlengkapan anestesi dan terapi pernafasan,
cairan intravena, bahkan air hasil proses penyulingan. Suatu penelitian di unit
perawatan intensif neonatus menyatakan bahwa Pseudomonas
aeruginosa paling sering membentuk koloni di saluran
pernapasan dan saluran cerna. Hal ini terutama dijumpai pada bayi prematur oleh
karena pH lambung sering tinggi sehingga mendukung pertumbuhan bakteri.
Penyebaran terjadi dari pasien ke pasien lewat tangan karyawan rumah sakit,
melalui kontak langsung dengan reservoir, atau lewat pencernaan makanan dan
minuman yang terkontaminasi.
Pseudomonas aeruginosa menyebabkan kontaminasi pada perlengkapan
anestesi dan terapi pernapasan , cairan intravena, bahkan air hasil proses
penyulingan. Endoskopi, termasuk bronkoskopi adalah alat-alat medik yang paling
sering dihubungkan dengan berjangkitnya infeksi nosokomial.
Karena merupakan patogen nosokomial maka metode untuk
mengendalikan infeksi ini mirip dengan metode untuk patogen nosokomial lainnya.
Patogenesis dan Respon Imun Tubuh
Faktor sifat yang memungkinkan organisme mengatasi
pertahanan tubuh normal dan menimbulkan penyakit ialah : pili, yang melekat dan
merusak membran basalis sel; polisakarida simpai, yang meningkatkan perlekatan
pada jaringan tetapi tidak menekan fagositosis; suatu hemolisin yang memiliki
aktivitas fosfolipasa; kolagenasa dan elastasa dan flagel untuk membantu
pergerakan.
Sedangkan faktor yang menentukan daya patogen adalah
LPS mirip dengan yang ada pada Enterobacteriaceae; eksotoksin A, suatu
transferasa ADP-ribosa mirip dengan toksin difteri yang menghentikan sintesis
protein dan menyebabkan nekrosis di dalam hati; eksotoksin S yang juga
merupakan transferasa ADP-ribosa yang mampu menghambat sintesis protein
eukariota.
Produksi enzim-enzim dan toksin-toksin yang merusak
barrier tubuh dan sel-sel inang menentukan kemampuan Pseudomonas aeruginosa menyerang
jaringan. Endotoksin P. aeruginosa seperti yang dihasilkan
bakteri Gram-negatif lain menyebabkan gejala sepsis dan syok septik.
Eksotoksin A menghambat sintesis protein eukariotik dengan cara kerja yang sama
dengan cara kerja toksin difteria (walaupun struktur kedua toksin ini tidak
sama) yaitu katalisis pemindahan sebagian ADP-ribosil dari NAD kepada EF-2.
Hasil dari kompleks ADP-ribosil-EF-2 adalah inaktivasi sintesis protein
sehingga mengacaukan fungsi fisiologik sel normal. Enzim-enzim ekstraseluler,
seperti elastase dan protease mempunyai efek hidrotoksik dan mempermudah invasi
organisme ini ke dalam pembuluh darah.
Antitoksin terhadap eksotoksin A ditemukan dalam
beberapa serum manusia, termasuk serum penderita yang telah sembuh dari infeksi
yang berat. Psiosianin merusak silia dan sel mukosa pada saluran pernafasan.
Lipopolisakarida mempunyai peranan penting sebagai penyebab timbulnya demam,
syok, oliguria, leukositosis, dan leukopenia, koagulasi intravaskular
diseminata, dan sindroma gagal pernafasan pada orang dewasa. Strain Pseudomonas
aeruginosa yang punya sistem sekresi tipe III, secara signifikan lebih
virulen dibandingkan dengan yang tidak punya sistem sekresi tersebut. Sistem
sekresi tipe III adalah sistem yang dijumpai pada bakteri gram negatif, terdiri
dari sekitar 30 protein yang terbentang dari bagian dalam hingga luar membran
sel bakteri, berfungsi seperti jarum suntik yang menginjeksi toksin-toksin
secara langsung ke dalam sel inang sehingga memungkinkan toksin mencegah
netralisasi antibodi.
Pseudomonas aeruginosa menimbulkan berbagai penyakit diantaranya yaitu :
· Infeksi pada luka
dan luka bakar menimbulkan nanah hijau kebiruan
· Infeksi saluran
kemih.
· Infeksi pada
saluran napas mengakibatkan pneumonia yang disertai nekrosis.
· Otitis eksterna
ringan pada perenang.
· Infeksi mata.
Gejala Klinik
Gejalanya tergantung bagian tubuh yang terkena, tetapi
infeksi ini cenderung berat:
a. Infeksi pada luka atau luka bakar,
ditandai dengan nanah biru-hijau dan bau manis seperti anggur. Infeksi ini
sering menyebabkan daerah ruam berwarna hitam keunguan dengan diameter sekitar
1 cm, dengan koreng di tengahnya yang dikelilingi daerah kemerahan dan
pembengkakan. Ruam ini sering timbul di ketiak dan lipat paha. Hal ini dapat juga
dialami oleh penderita kanker.
b. Infeksi saluran
kemih, biasanya kronis dan terjadi pada orang yang sudah tua.
c. Pneumonia, pada fibrosis kistik mungkin
terjadi kolonisasi kuman strain yang berlendir pada paru-paru. Infeksi
paru-paru pada penderita bila menghirup Pseudomonas aeruginosa dalam
jumlah besar pada alat bantu pernafasan yang tercemar. Sering menyebabkan
gangguan mental, renjatan septik gram negatif dan sianosis yang semakin berat.
d. Otitis eksterna maligna, suatu infeksi
telinga, bisa menyebabkan nyeri telinga hebat dan kerusakan saraf dan sering
terjadi pada penderita kencing manis.
e. Infeksi mata, Pseudomonas aeruginosa
bisa menyebabkan koreng pada mata, mencemari lensa mata dan cairan lensa.
Pengobatan dan
Pencegahan
Pseudomonas aeruginosa meningkat secara klinik karena resisten
terhadap berbagai antimikroba dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan
tingkat Multi Drug Resistance (MDR) yang tinggi. Definisi dari MDR-PA (Multi
Drug Resistance- Pseudomonas aeruginosa) adalah resisten paling tidak
terhadap 3-antimikroba yaitu kelas β-laktam, carbapenem, aminoglikosida, dan
fluoroquinon. Pseudomonas aeruginosa tidak boleh diobati dengan terapi
obat tunggal karena tingkat keberhasilan rendah dan bakteri dengan cepat jadi
resisten. Pola kepekaan bakteri ini bervariasi secara geografik. Maka,
diperlukan tes kepekaan sebagai pedoman untuk pemilihan terapi antimikroba.
Penisillin bekerja aktif terhadap Pseudomonas aeruginosa antara lain:
tikarsilin, mezlosilin, dan pipeasilin digunakan dengan dikombinasikan bersama
aminoglikosida biasanya gentamisin, tobramisin/ amikasin. Obat lain yang aktif
terhadap Pseudomonas aeruginosa antara lain aztreonam; imipinem;
kuinolon baru, termasuk siprofloksasin.
Sefalosporin generasi baru, seftazidim dan sefoperakson aktif melawan Pseudomonas
aeruginosa. Seftazidim digunakan secara primer pada terapi infeksi Pseudomonas
aeruginosa.
Pseudomonas aeruginosa sering kali merupakan flora normal yang melekat pada tubuh kita dan tidak
akan menimbulkan penyakit selama pertahanan tubuh normal. Karena itu, upaya
pencegahan yang paling baik adalah dengan menjaga daya tahan tubuh agar tetap
tinggi. Upaya pencegahan penularan penyakit pada pasien yang dirawat di rumah
sakit dilakukan dengan cara kerja steril atau aseptis yang dilakukan oleh
setiap personil rumah sakit (medis dan paramedis) dengan penuh rasa tanggung
jawab.
B. PSEUDOMONAS CEPACIA
Pseudomonas cepacia
merupakan patogen manusia yang paling sering menyebabkan pneumonia pada
immunocompromised individu dengan penyakit paru yang mendasari (seperti cystic
fibrosis atau penyakit granulomatosa kronis).
Dalam
beberapa tahun terakhir telah menjadi Pseudomonas
cepacia oportunis, yang menyebabkan infeksi nosokomial termasuk
endokarditis, pneumonia, luka, dan infeksi saluran kemih
Pseudomonas
cepacia telah dilaporkan mengalami peningkatan dalam
menyebabkan infeksi dan koloniasi pada pasien dirumah sakit. Umumnya bakteri
ini dapat bertahan dan berkembangbiak dalam air membentuk resistensi instrinsik
terhadap banyak antibiotik dan mampu berkembangbiak dalam kebanyakan
desinfektan tradisional. Kemampuan itu membuat bakteri ini menjadi agen penting
dalam menyebabkan infeksi nosokomial.
Klasifikasi
ilmiah
Kerajaan : Bakteri
Filum : Proteobacteria
Kelas : Beta Proteobacteria
Urutan : Burkholderiales
Keluarga : Burkholderiaceae
Genus : Burkholderia
Spesies : B. cepacia kompleks
Sinonim : Pseudomonas cepacia
Morfologi
Organisme
ini adalah organisme pleomorfik, dengan ukuran medium yaitu (5,8 µm x 1,1-2,5
µm), Gram-negative bacillus dengan ujung yang membulat, tidak berspora,
berflagella, berkas flagella 3-8 polar. Meskipun jarang ditemukan, sel mungkin
mempunyai satu atau tidak mempunyai flagell sama sekali, bebrapa sel mungkin
mempunyai flagella lateral dengan pergerakan dapat diamati.
Isolasi Identifikasi
Pseudomonas
cepacia adalah organisme aerobik yang tumbuh baik pada media agar dengan
suhu 370C dan beberapa dapat tumbuh pada suhu 420C.
Beberapa spesies dapat tumbuh pada media deoxycholate agar, dan Shalmonella
shigel agar. Sisanya dapat hidup pada media miring TSI agar pada 40C
selama beberapa bulan. Meskipun kultur pada media agar menjadi tidak mring setelah
3-4 hari tanpa frekuensi sub cultur.
Organisme ini tumbuh pada Blood agar
pada suhu 35-370C membentuk koloni, diameternya 5-10 mm setelah 8-24
jam, berbentuk bundar, dengan fekuensi butyrous. Organisme ini halus,
transparan dan tidak berpigmen.
Organisme ini memproduksi beberapa
macam pigmen, dan banyak juga strain yang tidak memproduksi pigmen. Ada 2 macam
pigmen yang diproduksi oleh Pseudomonas
cepacia, yaitu violete-pigment yang mana dapat berdifusi kedalam media agar
dan dapat dibedakan dengan blush-green pigmen dari P.fluorecens. starin lainnya
dapat memproduksi sulfur-kuning,dapat terdifusi, larut dalam air dan kloroform,
dan merupakan pigmen non-flourosens. ke-2 pigmen tersebut nerupakan derivat
phenazine. Saat pigmen-pigmen ini karakteristiknya mendominasi, pigmen coklat,
merah dan ungu juga diproduksi, tergantung dari strain dan komposisi media.
Pigmen ungu dan kuning diproduksi oleh Pseudomonas. Media yang mengandung besi
sangat berguna khususnya untuk menunjukan pigmen kuning.
Identifikasi Pseudomonas cepacia :
Isolasi
plemorfik, batang gram negatif aerob, dengan morfologi koloni yang khas, dan
bau yang mirip Pseudomonas aerugenosa. organisme ini mempunyai sifat oksidatif yang
tidak tetap. Pseudomonas cepacia dapat
mengoksidasi bebrbagai jenis karbohidrat tapi tidak memfermentasinya. Bakteri
ini sering kali menghidrolisis lemak, ONPG, dan gelatine. Bakteri ini juga
biasanya Indol negatif, hydrogen sulfide negative, dan V-P negative.
Tabel
Identifikasi dari Pseudomonas cepacia
Character
|
Sign
|
% positive
|
3 atau lebih flageella pada ujungnya
|
+
|
99
|
OF glucose medium, acid
|
+
|
100
|
OF lactose medium, acid
|
+
|
98
|
Motility
|
+
|
99
|
OF maltose medium, acid
|
|
96
|
Nitrate to gas
|
-
|
0
|
L-Lysin decarboxilase
|
+
|
90
|
L-Arginin dihydrolase
|
-
|
0
|
Patogenitas
Pseudomonas
cepacia umumnya merupakan bakteri patogen opportunistik,
tetapi dapat menyebabkan penyakit dan bersifat menahun, patogen nosokomial yang
terlibat dalam sebagian besar penyakit epidermik di rumah sakit dan infeksi
sporadik. Sifat ini terkait dengan kemampuannya dalm membentuk koloni pada
alat-alat pharmaceutical dan larutan desinfektan dan penyakit epidemic yang
menular melalui produk-produk yang terkontaminasi ini. Kecuali terkait penyakit
infeksi, Pseudomonas cepacia umumnya
berkoloni dan menginfeksi pasien dengan penyakit dasar yang parah, yang
biasanya merupakan gabungan dari prosedur invasive dan bersamaan dengan terapi
antibiotik.
Antibiotik resistence
Pseudomonas
cepacia telah resisten terhadap kebanyakan antibiotik. umum
yang digunakan dalam mengobati infeksi akibat bakteri gram negatif basil. Bakteri yang disolasi dari infeksi nosokomial
dan lainya menunjukkan derajat resistensi yang umum. Tingkat resistensi yang
tinggi terhadap antibiotik umum diantara 64 bakteri yang diisolasi ditunjukkan
menggunakan mentode kirby-bauer pada tabel berikut :
|
S
|
I
|
R
|
Cephalothin
|
4.7
|
0
|
95.3
|
Penicilin
|
0
|
0
|
100.0
|
Ampicilin
|
0
|
3.1
|
96.9
|
Streptomicin
|
7.8
|
4.7
|
87.5
|
Tetracycline
|
18.8
|
1.5
|
49.7
|
Chlomromphenicol
|
25.0
|
7.8
|
67.2
|
Karamycin
|
12.5
|
7.8
|
79.3
|
Polymixin B
|
29.7
|
3.1
|
67.3
|
Colistin
|
17.2
|
3.1
|
79.7
|
Gentamicin
|
26.6
|
0
|
73.4
|
Neomycin
|
9.4
|
9.3
|
81.3
|
Carbenicillin
|
37.5
|
10.9
|
51.6
|
C. PSEUDOMONAS
MALTHOPHILIA
Organisme Pseudomonas malthophilia adalah organisme yang hidup bebas dan
tersebar secara meluas. organisme ini dapat diisolasi dari berbagai jenis
hewan, tumbuhan dan tubuh manusia yang
biasanya terkontaminasi. Organisme ini secara terus menerus dibiakkan sebagai
flora normal pada pasien. Tetapi terkadang dapat menyebakan infeksi
aportunistik, bakteremia, atau septicemia, endokarditis, pneumonia,
cholangitis, konduktivity, mastoiditis, meningitis, infeksi luka dan ISK .
Pseudomonas malthophilia
dalam pandangan klinis adalah organisme yang sangat resisten terhadap
kebanyakan anti mikrobial yang tersedia, termasuk anti mikrobial yang aktif
melawan p.aeroginosa. Antibiotik yang berspektrum luas biasanya digunakan untuk
mengatasi resistensi bakteri tersebut.
Pseudomonas malthophilia
dipindahkan ke genus Xanthomonas dengan spesiesnya
Xmalthophilia rekomendasi ini dibuat sebagai hasil dari pemecahan hibridasi
DNA-rNA, perbandingan guanin + sitosin ,
atau DNA homolok dan bersamaan dengan enzim seluler, asam lemak. Dari semua
indikasi yang ditunjukan oleh p.maltophilia
hubungannya lebih jauh lagi terhadap genus Xanthomonas dari pada genus Pseudomonas.
Morfologi
Pseudomonas malthophilia
adalah organisme aerob, merupakan basil gram negatif, dan memiliki flagel.
Bakteri ini ditemukan di berbagai lingkungan yang berair seperti sekresi saluran napas,
urine, cairan intravena, dan cairan irigasi dan merupakan patogen yang jarang
pada manusia. Sumber bakteri ini mencakup :
Personnel
-
Tangan
-
Sabun antisepti
-
Hand lotion
Peralatan dan/atau cairan saluran napas
-
Nebulizer ultrasonik
-
Obat-obat inhalasi
-
Respiratory tubing condensate
Saluran dan/atau cairan intravena
-
Larutan intravena
-
Central venous catheters
Pressure monitoring devices - pressure
transducer fluids
Urine and fluids
-
Indwelling Foley catheters
-
Urometer
-
Cairan irigasi
Epidemiologi
Bakteri ini
bersifat aerobik, non-fermentatif, Memiliki virulensi yang rendah dan sering
kali berkolonisasi pada cairan yang digunakan di lingkungan rumah sakit (cairan
irigasi, cairan intravena) dan sekresi pasien (sekresi saluran napas, urine,
eksudat luka). Biasanya harus melalui pertahanan host yang normal untuk
menyebabkan infeksi pada manusia.
Karena
infeksi Pseudomonas
malthophilia sangat jarang, tidak ada riwayat spesifik dari pasien
yang menunjukkan tanda dari adanya bakteri ini selain adanya kontak dengan
individu lain yang sudah terkolonisasi. Riwayat kontak dengan cairan rumah
sakit yang berpotensi mengandung koloni bakteri ini penting secara
epidemiologis dibanding secara klinis. Kultur cairan tubuh dan identifikasi
mengonfirmasi adanya bakteri ini. Biasanya, adanya bakteri ini menunjukkan
adanya kolonisasi. Peran patogeniknya perlu dievaluasi oleh spesialis penyakit menular.
(Ditemukannya bakteri ini tidak selalu menunjukkan adanya infeksi akibat bakteri
ini) Karena Pseudomonas
malthophilia terutama merupakan penghuni koloni
(colonizer), terapi antibiotik tidak diperlukan dan dapat berpotensi merugikan
dan pada prinsipnya, kolonisasi tidak perlu diterapi dengan antimikroba.
Isolasi Identifikasi
Pseudomonas malthophilia
pada media agar darah koloninya berwarna hijau atau lavender dan disertai
dengan bau amoniak. Pigmen berwarna coklat kekuningan dan larut dalam air dan
tidak dapat terdifusi ke dalam media tersebut. Kebanyakan medium selektif untuk
gram negatif dalam laboratorium klinik digunakan untuk mendukung pertumbuhan Pseudomonas malthophilia, dimana
menhasilkan koloni tipis yang tidak memfermentasikan laktosa setelah 24 jam
inkubasi.
Pseudomonas
malthophilia mengoksidasi glukosa dan maltosa, tetapi reaksinya lebih
banyak untuk maltosa. Oksidasi atau fermentasi
medium yang pada dasarnya
mengandung dextrosa dan diinokulasi
tidak memungkinkan pertumbuhannya dapat dilihat dalam waktu satu hari.
Namun, kebanyakan strain maltophilia
menghasilkan reaksi positif o-nitrophenil-B-galaktosidase ( ONPG)
Seperti reaksi positif untuk klysine dekarboksilase, eskulin, hidrolisis,
DNAse dan galatinase., hasil uji dengan
fenol merah hasilnya negatif., p maltophilia menghasilkan berbagai macam enzim
termasuk lipase, esterases, amucinase, hyaluronidase dan RNAse.
Manifestasi klinik
Penyembuhan dari Pseudomonas malthophilia dari
darah atau cairan tubuh biasanya mengindikasikan adanya
kolonisasi/infeksi.
Antibiotik resistence
Pseudomonas malthophilia
sebagai
pseudomonad non-aeruginosa, biasanya resisten terhadap aminoglikosida,
penisilin antipseudomonal, dan sefalosporin generasi tiga antipseudomonal. Tigesiklin
dapat menolong, tetapi investigasi klinis diperlukan.
Pseudomonas
malthophilia secara konsisten rentan terhadap
kombinasi trimethoprim-sulfamethoxazole (Kotrimoksazole/TMP-SMZ). Bila obat ini
tidak dapat digunakan, organisme ini biasanya sensitif terhadap meropenem, minocycline,
respiratory quinolones, atau colistin/polymyxin B.
KARAKTERISTIK UMUM DARI BAKTERI PSEUDOMONAS
Karakteristik
udari Pseudomonas
|
P. maltophilia
|
p. cepacia
|
p. aeruginosa
|
1.
1.
Motility
|
+
|
+
|
+
|
2.
Cytochrome oxsidase
|
-
|
+
|
+
|
3. OMPG
|
+
|
+/-
|
-
|
4. Arginine
ditrodihydrolase
|
-
|
-
|
+
|
5. Lisyn
decarboxilase
|
+
|
+
|
-
|
6. Ornitine
decarboxilase
|
-
|
+/-
|
-
|
7. Urease
production
|
-
|
-/+
|
+/-
|
8. Esculin
hidrolisis
|
+
|
+/-
|
-
|
9. Gelatinase
production
|
+
|
+/-
|
+/-
|
10. Acid
produced from :
Maltosa
Sukrosa
Laktosa
Xylose
Rhamnose
|
|
|
|
+
|
+
|
+/-
|
|
+
|
+/-
|
-
|
|
+/-
|
+
|
-
|
|
+/-
|
+
|
+/-
|
|
-
|
-
|
-/+
|
|
DNAse
|
+
|
-
|
-/+
|
Hemolysis
|
-
|
-
|
+/-
|
+ = 90% positif
− = 90% negatif
+/- = biasanya positif
-/+ = biasanya negatif
DAFTAR
PUSTAKA
Dwidjoseputro,D.
1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan
Jawetz,
Melnick, & Adelberg.Mikrobiologi
Kedokteran Edisi 23. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta : 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar